Jumat 07 Jul 2023 13:17 WIB

Netizen Ungkap Manuver Vale, Saat Nego Divestasi Saham Belum Tuntas dengan Indonesia

Mimpi Indonesia kendalikan bisnis nikel bisa terancam bila nego divestasi Vale gagal

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
di tengah semangat dan optimisme seluruh lapisan bangsa mengambil alih tambang Vale, justru pada akhir - akhir ini muncul isu bahwa Induk Vale berusaha gandeng PIF
Foto: Dok. MIND ID
di tengah semangat dan optimisme seluruh lapisan bangsa mengambil alih tambang Vale, justru pada akhir - akhir ini muncul isu bahwa Induk Vale berusaha gandeng PIF

EKBIS.CO,  JAKARTA – Netizen Indonesia tergolong canggih. Mereka kerap mengetahui perkembangan yang tidak diketahui masyarakat secara umum.

Sebagai contoh, informasi manuver PT Vale Indonesia (Persero) atau yang dikenal dengan INCO, bersama perusahaan induknya, Vale Canada atau Vale S.A saat negosiasi divestasi saham dengan Pemerintah Indonesia belum tuntas.

Netizen menyebutkan, di tengah semangat dan optimisme seluruh lapisan bangsa mengambil alih tambang Vale, justru pada akhir-akhir ini muncul isu bahwa induk Vale di Amerika Serikat, yakni Vale S.A tengah menjalin hubungan mesra dengan Arabia's Public Investment Fund (PIF). Komunikasi Vale dengan PIF itu tidak lain untuk mengakuisisi saham perseroan.

“Muncul pertanyaan besar, mengapa PIF tertarik mengakuisisi saham perusahaan induk Vale? Tentunya Arab atau negara manapun saat ini melihat potensi strategis nikel ke depan sangatlah bagus, di tengah tren pengembangan kendaraan listrik,” tulis pemilik akun Twitter Nakula (@03__nakula), Rabu (5 Juli 2023).

Di ruang media sosial tersebut, dia pun melemparkan argumen terkait dampak yang dapat terjadi terhadap Indonesia jika PIF jadi mengakuisisi Vale S.A atau gagal mengambil alih tambang Vale.

Pertama, tulis Nakula, mimpi Indonesia untuk dapat mengendalikan binsis nikel dunia terancam gagal. Kedua, program hilirisasi mineral terutama nikel yang digencarkan pemerintah akan terganggu. 

Ketiga, strategi perusahaan terkait hilirisasi sangat berisiko berubah. Keempat, ketidakpastian pengamanan pasokan nikel dalam keperluan baterai kendaraan listrik.

“Dari deretan risiko di atas, tentu penting bagi Pemerintah Indonesia segera mengambil alih tambang Vale. Sehingga pemerintah bisa memastikan hilirisasi nikel bisa berjalan dan bahan baku nikel untuk ekosistem bisnis lainnya seperti kendaraan listrik terjamin,” kata Nakula. 

Seperti diketahui, pada Rabu petang ini, muncul dukungan pegiat media sosial kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk segera mengambil alih saham Vale. Saat ini, pemerintah Indonesia tengah berada dalam proses negosiasi agar divestasi saham Vale dapat mengantarkan pada kuasa pengelolaan tambang–tambang nikel Vale secara dominan, sehingga manfaat terbesar akan kembali kepada bangsa Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement