EKBIS.CO, PEKANBARU -- PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) menyebutkan produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mencapai 253,53 ribu ton dan inti sawit sebesar 51,17 ribu ton sepanjang semester pertama 2023.
"Untuk rendemen CPO sebesar 21,74 persen atau 100,17 persen dari RKAP(rencana kerja dan anggaran perusahaan). Begitu juga dengan produktivitas palm kernel (inti sawit) turut melampaui RKAP yakni 102,02 persen," kata Chief Executive Officer PTPN V Jatmiko Santosa dalam keterangan tertulisnya di Pekanbaru, Riau, kemarin.
Secara keseluruhan, lanjutnya, pada semester I 2023 ini menghasilkan 722.205 ton tandan buah segar (TBS) sawit dari kebun inti. Selain itu, BUMN ini juga turut menyerap 450.585 ton TBS dari para petani baik mitra maupun plasma.
Dari sisi finansial, PTPN V, lanjutnya, turut mencatatkan pertumbuhan positif dengan total pendapatan mencapai Rp 3,77 triliun atau 99,93 persen RKAP. Sementara, EBITDA perusahaan tercatat mencapai Rp 810,34 miliar atau 113,93 persen dari RKAP yang ditetapkan.
"Ini adalah angka yang harus kita syukuri, meskipun saya melihat ada sejumlah catatan dan potensi yang bisa dimaksimalkan hingga akhir tahun ini. Saya yakin dengan transformasi yang telah kita jalani selama ini bisa menjadi landasan kuat untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan pada semester kedua mendatang," tuturnya.
PTPN V akan menjadi bagian dalam program transformasi Kementerian BUMN melalui integrasi ke dalam Subholding PalmCo. PTPN V bersama dengan tiga anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III Persero lainnya seperti PTPN IV, PTPN VI, dan PTPN XIII ditargetkan merger ke dalam Subholding PalmCo untuk memperkuat ketahanan pangan nasional terutama minyak goreng.
Dari sisi kinerja operasional, PTPN V optimistis penggabungan tersebut akan membawa dampak positif besar dalam perkembangan perusahaan ke depan.
PTPN V telah melakukan beragam program transformasi sepanjang empat tahun terakhir, sehingga perusahaan mampu mencatatkan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah sebanyak tiga kali.
Mulai dari 2019 sebesar Rp 416 miliar yang menjadi tertinggi sepanjang sejarah kala itu, dilanjutkan Rp 1,3 triliun pada 2021 dan terakhir dengan laba bersih mencapai Rp 1,5 triliun pada 2022.