EKBIS.CO, LONDON -- Ekspor biji-bijian Rusia diperkirakan menurun, karena tidak ada perusahaan kapal internasional yang bersedia bekerja sama dengan Moskow. Kementerian Pertanian pada Desember mengumumkan rencana untuk membangun armada 61 kapal biji-bijian baru, karena tekanan sanksi dan penolakan perusahaan internasional untuk bekerja sama dengan Rusia.
Eksportir Rusia membutuhkan 34 kapal dengan kapasitas angkut 60.000 ton dan 27 kapal dengan kapasitas 40.000 ton. Perusahaan penyewaan pertanian milik negara Rusia, Rosagroleasing pada Maret mengatakan, mereka telah memesan armada kapal biji-bijian yang rencananya akan diluncurkan dalam waktu tiga tahun.
Menurut data dari perusahaan penilai VesselsValue, saat ini tidak ada pesanan yang dilaporkan untuk perusahaan Rusia di dalam negeri maupun luar negeri. Sementara kapal baru biasanya membutuhkan waktu hingga tiga tahun untuk dibangun. Data VesselsValue menunjukkan, sebanyak 31 armada kapal curah kering yang dioperasikan Rusia saat ini berusia lebih dari 30 tahun, sehingga sulit untuk mengakses beberapa pelabuhan dengan persyaratan ketat untuk kapal di atas usia tertentu.
“Kami tidak melihat Rusia membangun armadanya sendiri dari awal dalam jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan mendesaknya. Fokus utamanya adalah mencarter dari pasar komersial,” kata analis konsultan Control Risks, Victoria Mitchell.
Dua sumber mengatakan, eskalasi ketegangan di Laut Hitam kemungkinan akan berdampak pada jumlah ekspor Rusia. Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, Kementerian Pertanian Rusia memperkirakan ekspor biji-bijian akan turun sekitar 8 persen selama musim 2023/24 dari level tertinggi Rusia tahun lalu sebesar 60 juta ton. Namun kementerian tidak memberikan alasan penurunan ekspor itu. Kepala Persatuan Eksportir Gandum Rusia, Eduard Zernin mengatakan, ekspor gandum Rusia akan turun sedikit, menjadi 44-45 juta ton, sejalan dengan perkiraan dari International Grains Council.
Tahun lalu, Rusia mengekspor rekor volume gandum dengan kapal yang disewa dari perusahaan dan pedagang internasional. Sementara dalam beberapa bulan terakhir, Rusia semakin bergantung pada armada bayangan berupa kapal tua yang biasanya dioperasikan oleh perusahaan yang berbasis di Turki dan Cina.
"Sekarang sangat sedikit yang keluar untuk perusahaan internasional. Sebagian besar yang keluar ditangani oleh pedagang Rusia menggunakan kapal armada (bayangan), yang tidak akan disentuh oleh pedagang internasional," ujar kata tiga sumber di industri pelayaran yang berbicara dengan syarat anonim.
Menurut data dari platform maritim Shipfix yang dikumpulkan dari ratusan pelaku pasar, sebagai tanda meningkatnya perburuan kapal oleh Rusia, permintaan untuk charter meningkat dua kali lipat menjadi 257 pada Juli dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Data tidak menunjukkan berapa banyak permintaan yang dipenuhi, atau operator kapal mana yang terlibat.
Permintaan kapal naik 40 persen dari bulan Juni, dan kemungkinan akan meningkat lebih jauh seiring dengan semakin cepatnya musim ekspor. NORDEN Denmark dan dua kelompok pelayaran Barat lainnya yang menolak disebutkan namanya mengatakan, mereka berhenti bekerja dengan Rusia setelah invasi Ukraina pada Februari 2022.
Tanpa kesepakatan Laut hitam....