EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan subsidi tarif dalam rangka mendukung penyelenggaraan LRT Jabodebek. Untuk rute terpendek, penumpang LRT hanya membayar Rp 7.000.
"Tarifnya ada beberapa metode yang kami cari, pertama adalah ada studi yang berbicara tentang ATP (ability to pay), WTP (willingness to pay) dan kami lihat berapa tarif lingkungan sekitarnya yang moda lainnya, yang ketiga berapa layanan tambahan yang dikeluarkan oleh operator," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal saat media briefing di Jakarta, Jumat (18/8/2023).
Formulasi perhitungan tarif LRT Jabodebek tercantum pada dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun 2023 Tentang Penyelenggaraan Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi Jabodebek ditetapkan pada 8 Juni 2023. Risal mengatakan bahwa formulasi perhitungan tarif LRT Jabodebek berdasarkan perhitungan biaya pokok ditambah keuntungan dibagi dari jumlah penumpang per kilometernya.
"Ini yang kami siapkan sebagai tarif dasar penumpang tadi. Biaya pokoknya ini sering kami sebut biaya operasi kereta api (BOK), di situ bicara overheat, penggantian suku cadang, biaya perawatan, semuanya ada di situ, plus keuntungan biasanya cuma 10 persen. Ini yang kami gunakan tarif dasar aturannya," ujar Risal.
Besaran tarif LRT Jabodebek, yakni Rp 5.000 untuk 1 kilometer (km) pertama dan selanjutnya Rp 700 untuk setiap km selanjutnya. Besaran tarif bersubsidi LRT Jabodebek telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 67 tahun 2023 tentang Tarif Angkutan Angkutan Orang dengan Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi Jabodebek untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik ditetapkan pada 14 Juli 2023.
Secara rinci, tarif berdasarkan rute sebagai berikut.
- Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Cawang sepanjang sekitar 10 km (tarif Rp 11.300)
- Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Harjamukti sepanjang sekitar 25 km (tarif Rp 21.800)
- Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Jatimulya sepanjang sekirar 28 km (tarif Rp 23.900)
- Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Halim sepanjang sekitar 13 km (tarif Rp 13.400)
- Stasiun Harjamukti-Stasiun Jatimulya sepanjang sekitar 33 km (tarif Rp 27.400)
- Stasiun Harjamukti-Stasiun Cawang sepanjang sekitar 15 km (tarif Rp 14.800)
- Stasiun Harjamukti-Stasiun Halim sepanjang sekitar 19 km (tarif Rp 17.600)
- Stasiun Jatimulya-Stasiun Cawang sepanjang sekitar 18 km (tarif Rp 16.900)
- Stasiun Jatimulya-Stasiun Cawang sepanjang sekitar 15 km (tarif Rp 14.800)
- Stasiun Cawang-Stasiun Halim sepanjang sekitar 4 km (tarif Rp 7.100)
LRT Jabodebek merupakan salah satu proyek strategis nasional pengembangan angkutan massal perkotaan. Infrastruktur ini dibangun untuk mengurangi tingkat kemacetan di Ibu Kota Jakarta dan jalur penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok, dan Bekasi.
LRT Jabodebek merupakan moda transportasi terintegrasi yang rangkaian keretanya diproduksi BUMN PT INKA Persero, dan prasarananya dikerjakan PTAdhi Karya Persero Tbk. (ADHI). Tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk pengerjaan LRT lebih dari 60 persen.
LRT Jabodebek menggunakan teknologi yang lebih tinggi dari MRT Jakarta ataupun LRT Sumsel, yaitu generasi ke-3 atau Grade of Automation (GoA) Level 3. Dengan teknologi itu, memungkinkan kereta dioperasikan tanpa masinis dan mengatur jarak antar kereta menjadi lebih dekat dengan tetap konstan menjaga jarak aman.