Namun, ekspor mobil China ke Eropa mungkin menghadapi tantangan potensial di masa depan. Komisi Eropa baru-baru ini mengungkapkan rencana untuk memulai penyelidikan tandingan terhadap kendaraan listrik yang diimpor dari Tiongkok. Kemungkinan tindakan pembatasan yang dilakukan UE dapat meningkatkan risiko ekspor mobil Tiongkok ke Eropa. Ada kekhawatiran bahwa tindakan perlindungan tersebut dapat melemahkan inovasi dan daya saing perusahaan lokal Eropa.
Ekspor mobil Tiongkok telah mencapai pertumbuhan luar biasa, melampaui ambang batas satu juta unit pada tahun 2021 setelah mengalami kemajuan bertahap selama beberapa tahun. Menyusul penurunan signifikan selama krisis ekonomi global dari tahun 2013 hingga 2016, pertumbuhan ekspor secara bertahap menjadi stabil dan membaik dari tahun 2017 hingga 2020, dengan volume ekspor tahunan tetap berada di sekitar 1 juta unit.
Pada tahun 2020, ekspor mencapai 1,08 juta unit, mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 13 persen. Periode berikutnya ditandai dengan pertumbuhan yang tinggi.
Volume ekspor diperkirakan akan tetap kuat pada tahun 2023, mempertahankan momentum yang terlihat pada kuartal keempat tahun 2022. Ada dua alasan utama: karena sanksi yang dikenakan oleh negara-negara Barat terhadap Rusia, ekspor mobil Tiongkok ke Rusia akan terus meningkat.
Alasan lainnya adalah permintaan global terhadap kendaraan listrik semakin meningkat, dan Tiongkok merupakan produsen utama baterai bertenaga listrik dan kendaraan listrik serta akan terus mengekspor produk kendaraan listrik ke pasar lain.