EKBIS.CO, JAKARTA -- Kenaikan harga beras dunia membuat Malaysia kesulitan memenuhi pasokan beras untuk masyarakat. Tercatat, saat ini produksi beras dalam negeri Malaysia hanya cukup memenuhi 70 persen kebutuhan dalam negeri.
Dilansir dari Nikkei Asia, Kamis (28/9/2023), salah satu supermarket ritel terbesar di Malaysia, Mydin, mengaku pasokan beras di ritel makin minim. Direktur Pelaksana Mydin Ameer Ali menjelaskan tak adanya pasokan beras dalam negeri dan mahalnya beras impor membuat masyarakat memborong beras harga murah, yang mana stoknya sangat minim.
"Pasokan yang sulit dan kesenjangan harga yang tinggi antara beras impor dengan beras lokal semakin memperburuk situasi," kata Ameer Ali.
Ameer Ali tak menampik, panic buying jadi kerap terjadi di Malaysia. Jika ada stok beras kemasan 5-10 kilogram di ritel, dalam waktu hitungan jam sudah ludes terjual.
"Jika ada stok, masyarakat langsung panik dan melakukan penimbunan. Setiap orang membeli satu dua karung beras untuk mereka simpan," kata Ameer Ali.
Saat ini harga beras di Malaysia untuk produk lokal dibanderol 26 ringgit atau 5,54 dolar AS (sekitar Rp 85 ribu) per 10 kilogram. Harga beras impor justru dua kali lipat di atas harga beras lokal, hingga mencapai 70 ringgit per 10 kilogram.
Padiberas Nasional (Bernas), konglomerat Malaysia yang mengontrol distribusi beras, pada tanggal 1 September menaikkan harga eceran beras impor sebesar 36 persen untuk mengadaptasi kenaikan harga beras global.
Indeks Harga Beras Seluruh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mencapai 142,4 pada bulan Agustus, naik 31 persen dari 2022. Cuaca kering akibat El Nino juga berdampak pada produksi beras lokal tahun ini.