Ahad 22 Oct 2023 15:30 WIB

Beragam Respons CEO Soal Perang Israel, dari Mendukung Hingga Tolak Rekrut Pendukung Hamas

CEO Starbucks mengundurkan diri di tengah reaksi keras atas pernyataan publiknya

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Logo Starbucks Workers United di baju mantan karyawan Starbucks yang menghadiri sidang di Capitol di Washington, pada 29 Maret 2023. Starbucks dan serikat pekerja yang mewakili ribuan barista saling menggugat atas tweet pro-Palestina.
Foto:

Reaksi terhadap pandangan yang berlawanan terjadi dengan cepat, termasuk tanggapan terhadap tweet dari CEO Web Summit, Paddy Cosgrave, yang menyatakan Israel melakukan kejahatan perang.

“Saya tidak akan pernah menghadiri/mensponsori/berbicara di acara Anda lagi,” kata mantan eksekutif Facebook David Marcus di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

CEO jaringan restoran Sweetgreen Jonathan Neman, termasuk di antara beberapa pemimpin perusahaan yang bersumpah tidak akan pernah mempekerjakan mahasiswa Harvard yang tergabung dalam kelompok yang ikut menandatangani pernyataan yang menyalahkan Israel atas kekerasan tersebut.

Firma hukum internasional Winston & Strawn membatalkan tawaran pekerjaan kepada seorang mahasiswa Universitas New York yang menulis pesan di buletin Student Bar Association yang mengatakan Israel sepenuhnya harus disalahkan atas pertumpahan darah tersebut.

Seorang ilmuwan data di wilayah Chicago, Isra Abuhasna, termasuk di antara beberapa profesional yang mengungkapkan pemikiran serupa melalui media sosial, mempertaruhkan seluruh kariernya dengan mengungkapkan pandangannya mengenai konflik tersebut.

Salah satu perselisihan terbesar terjadi di Starbucks. Ini terjadi setelah Starbucks Workers United, sebuah serikat pekerja yang mewakili 9.000 pekerja di lebih dari 360 toko di AS, men-tweet ‘Solidaritas dengan Palestina’ dua hari setelah serangan Hamas.

Tweet tersebut dihapus dalam waktu 40 menit. Namun perusahaan tersebut mengatakan bahwa tweet tersebut menimbulkan lebih dari 1.000 keluhan, tindakan vandalisme, dan konfrontasi kemarahan di toko-tokonya.

Starbucks mengajukan gugatan untuk menghentikan Starbucks Workers United menggunakan nama dan logo serupa. Workers United, serikat induk Starbucks Workers United, menanggapi dengan gugatannya sendiri yang mengatakan Starbucks mencemarkan nama baik serikat pekerja tersebut dengan menyiratkan bahwa mereka mendukung terorisme.

 

 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement