Ada 18 pelaku UMKM dari sembilan brand produk yang ikut dalam pameran di Singapura kali ini. Kesembilan brand tersebut adalah Restu Mande, Abon Koki Purbalingga, Sambal Cuk dari Surabaya, Dapoer Intan Presto Milkfish dari Tangerang Selatan, Ciomy dengan produk cuanki dari Garut Jawa Barat, Lily Snack dengan produk basreng dan aneka cemilan keripik dari Bandung, Lapis Legit Ibuku dari Bintaro, Tangerang Selatan, Kisera kerudung 4 warna dalam satu helai--inovasi pertama di dunia-- dari Bandung, dan Nusa Cita Fashion dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dengan busana tenunnya.
Hampir semua produk yang dibawa para UMKM Indonesia tersebut disukai masyarakat di Singapura dan banyak terjual. “Alhamdulillah produk Sambal Cuk disukai orang Singapura dan Malaysia,” ungkap Bu Mujiati, Owner Sambal Cuk.
Mujiati membuat beragam jenis sambal dan bumbu masak nusantara dalam kemasan dan curah. Bahan bakunya antara lain cabai, bawang merah, bawang putih, rempah-rempah, dan memakai minyak goreng yang baik.
“Kami sudah memproduksi Sambal Cuk sejak 2008. Saat ini kapasitas produksi mencapai 3.000-5.000 pcs per hari. Semua produk dipasarkan di sejumlah toko oleh-oleh di seluruh Jawa Timur, juga ikut berbagai pameran," kata Mujiati menjelaskan.
Lily Christiani dengan label Lily Snack, memasarkan produk berupa cemilan seperti basreng dengan beberapa variasi rasa, yang terbuat dari ikan tinggiri, dipadu dengan dengan tepung tapioka dan gula.
Lily mengatakan, ia sudah memproduksi basreng sejak 2012 dengan kapasitas produksi 50 kg per bulan. Produknya dijual di berbagai supermarket di sejumlah wilayah seperti di Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, Solo, Yogyakarta, dan Bali. “Kami ingin masuk pasar luar negeri, salah satunya dengan mengikut pameran ini,” kata Lily yang memproduksi makanannya di Bandung.
Selain Basreng, Lily juga memproduksi kacang telur, kacang bawang, kerupuk getas dari ikan, keripik nangka, dan lainnya.
Pada hari terakhir Crown Food Fest 2023 ini, kata Nenden, hampir semua produk UMKM Indonesia tersisa sedikit. Untuk menghabiskan semua produk mereka memakai strategi diskon yang membuat pengunjung berebut membeli. “Begitu juga yang dilakukan oleh tenan lain dari Singapura dan Malaysia yang ikut pameran ini,” jelas Nenden.