Bila ditelisik, aksi boikot terhadap produk P&G bukan hanya terkait konflik Israel dan Palestina. Pada 2004 kaum kristen konservatif di AS juga menyerukan pemboikotan kepada P&G lantaran pernyataan perusahaan di situs web internal yang menentang undang-undang lokal yang mengecualikan kaum gay dan lesbian dari perlindungan hak-hak sipil khusus.
P&G diduga secara implisit mendukung pernikahan sesama jenis. Saat itu, kaum konservatif sosial mencoba mengajukan usulan untuk mengamandemen Konstitusi Ohio untuk melarang pernikahan sesama jenis.
Pada 2014, Greenpeace Indonesia juga menyerukan untuk memboikot P&G lantaran adanya temuan P&G tidak ketat dalam memberlakukan sistem nol deforestasi kepada perusahaan-perusahaan kelapa sawit yang menjadi produsen pemasok bahan utama produk P&G.
Saat itu Greenpeace membeberkan fakta-fakta bahwa perusahaan kelapa sawit yang menjadi pemasuk utama minyak sawit untuk P&G yang telah melakukan deforestasi terhadap hutan Indonesia dan menyebabkan aneka satwa liar seperti Harimau dan Gajah Sumatera, serta Orang Utan Borneo kehilangan habitat hidup mereka