Sementara itu, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menargetkan produksi dan penjualan pada 2024 yang berfokus pada komoditas utama, seperti nikel, bauksit, dan perdagangan emas di pasar domestik. Sejumlah peningkatan volume produksi juga akan dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya penurunan harga.
Terkait pembagian dividen, perusahaan akan berupaya memberikan kontribusi terbaik bagi seluruh pemegang saham dan pemangku kepentingan. Perusahaan akan menyeimbangkan pembagian dividen dengan pembiayaan penuntasan proyek-proyek strategis. PT Antam Tbk berkomitmen mengoptimalkan kinerja perusahaan, sehingga bisa memberikan yang terbaik bagi seluruh saham.
PT Antam Tbk juga berupaya menjaga cash cost agar selalu kompetitif dan efisien. Perusahaan juga terus melakukan inovasi dan pengembangan usaha.
Berbagai proyek-proyek strategis yang sudah dimulai juga akan dilanjutkan, seperti pengembangan ekosistem EV battery. Proyek ini merupakan salah satu upaya pengembangan green energy.
Pada 10 Desember 2023, PT Antam Tbk menandatangani perjanjian joint venture (JV) dengan CATL untuk mengembangkan pabrik baterai kendaraan listrik (electric vehicle). Perusahaan telah belanja modal yang diperkirakan mencapai 6 miliar dolar AS. Modal tersebut digunakan untuk mengembangkan pabrik baterai listrik dengan kerja sama bersama beberapa perusahaan dari hulu hingga hilir.
Untuk penyerap baterai listrik, PT Antam Tbk bekerja sama dengan Hong Kong CBL yang saat ini memiliki 30 persen pangsa pasar baterai listrik dunia. Adapun pada periode Januari-September 2023, PT Antam Tbk mencatatkan laba sebesar Rp2,85 triliun, EBITDA sebesar Rp5,4 triliun.
Tak ketinggalan, Grup MIND ID PT Timah Tbk juga memaparkan sejumlah target pada 2024. Dari sisi volume produksi, perusahaan memasang target lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Selain itu, pendapatan dan laba juga ditargetkan melebihi pencapaian 2023. Tercatat hingga September 2023, PT Timah Tbk berhasil meraih pendapatan sebesar Rp6,4 triliun sehingga menghasilkan EBITDA sebesar Rp708,1 miliar dengan rugi tahun berjalan sebesar Rp87,4 miliar.
Sementara target produksi pada 2023 ditetapkan sebesar 26.100 ton. Adapun untuk penjualan logam timah ditargetkan sebesar 27.400 ton.
Hingga kuartal III-2023, PT Timah Tbk mencatat produksi bijih timah sebesar 11.201 ton. Jumlah tersebut baru tercapai 77 persen dibandingkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 14.502 ton.
Untuk produksi logam timah sebesar 11.540 metrik ton atau tercapai 82 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 14.130 metrik ton. Adapun penjualan logam timah baru tercapai sebesar 11.100 metrik ton. Jumlah ini juga baru mencapi 72 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 15.325 metrik ton.
Untuk mencapai target, perusahaan menambah produksi kapal isap terutama dari kapal isap mitra, menambang di laut, melakukan peningkatan pengolahan Sisa Hasil Pengolahan (SHP) dengan teknologi pengolahan yang lebih advance, serta menambah kapasitas di tambang primer (wilayah Bangka Tengah, Paku, Pemali, dan Batu Besi). Untuk kegiatan di darat, perusahaan menambang di wilayah yang overlap antara Izin Uaha Prtambangan (IUP) dan Hak Guna Usaga (HGU) pertambangan.
Perusahaan juga melakukan kegiatan penambangan yang belum terealisasi di 2023. Sejauh ini, sudah ada kerja sama yang baik dengan HGU yang difasilitasi Badan Pertanahan Nasional (BPN) dengan membuat perjanjian pemanfaatan lahan. Hal ini menjadi progres yang akan dilakukan perusahaan pada 2024.