Rabu 12 Jun 2024 15:55 WIB

Menanti Data Inflasi AS, Acuan The Fed Turunkan Suku Bunga

Inflasi mencapai tingkat yang sangat tinggi dalam tiga bulan pertama pada 2024.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Friska Yolandha
Data inflasi AS akan dirilis pada Rabu, 12 Juni 2024, tepat sebelum The Fed memulai hari kedua diskusi kebijakannya.
Foto:

Powell kemungkinan akan menegaskan kembali bahwa para pejabat Fed memerlukan lebih banyak keyakinan inflasi akan kembali ke dua persen sebelum mereka mempertimbangkan penurunan suku bunga, dan hal ini kemungkinan akan memerlukan waktu tambahan.

"Narasi The Fed akan sangat mirip dengan apa yang telah kita dengar: 'Kami telah mencapai kemajuan dalam menurunkan inflasi' kami tidak terburu-buru menurunkan suku bunga," kata Nathan Sheets, mantan ekonom senior di The Fed yang juga kepala ekonom global di Citi, dikutip dari AP, Rabu (12/6/2024).

Masalah lain yang mungkin ditangani Powell adalah apakah perekonomian mulai melemah. Pertumbuhan melambat tajam dalam tiga bulan pertama tahun ini, hingga mencapai tingkat tahunan hanya 1,3 persen, turun dari 3,4 persen pada kuartal terakhir tahun lalu.

Akibatnya, pada April, jumlah lapangan pekerjaan turun ke level terendah dalam tiga tahun terakhir. Meskipun jumlahnya tetap tinggi menurut standar historis. Konsumen benar-benar mengurangi pengeluaran mereka, setelah melakukan penyesuaian terhadap inflasi. Ini sebuah tanda bahwa harga tinggi dan kenaikan suku bunga menekan keuangan Amerika.

Pertumbuhan lapangan kerja yang solid pada Mei membantu meredakan beberapa kekhawatiran tersebut. Tetap saja tingkat pengangguran naik tipis untuk bulan kedua berturut-turut, menjadi empat persen.

Tanda-tanda kelemahan sementara tersebut, dapat membantu memperjelas perdebatan yang sedang berlangsung di antara para pejabat The Fed. Seberapa besar dampak kenaikan suku bunga terhadap perekonomian?

Para pembuat kebijakan menaikkan biaya pinjaman selama dua tahun terakhir dengan tujuan memperlambat pengeluaran untuk mengendalikan inflasi. Risalah pertemuan terbaru The Fed menunjukkan bahwa beberapa pejabat bahkan menyatakan keterbukaan terhadap kenaikan suku bunga tambahan.

"Perekonomian yang menurun akan memperkuat cerita mereka bahwa kebijakan (suku bunga) bersifat restriktif,” kata Donald Kohn, mantan wakil ketua Dewan Gubernur The Fed dan merupakan peneliti senior di Brookings Institution.

"Hal itulah yang orang-orang ragukan – termasuk saya sendiri – untuk sementara waktu ketika segala sesuatunya menjadi begitu kuat."

Bulan lalu, Presiden The Fed cabang New York, John Williams mengatakan ada 'banyak bukti' bahwa suku bunga yang lebih tinggi menghambat perekonomian. Penjualan rumah anjlok. Belanja peralatan, furnitur, dan barang-barang berharga tinggi lainnya telah melambat.

Pendekatan The Fed yang hati-hati terhadap penurunan suku bunga berbeda dengan pendekatan yang dilakukan oleh beberapa bank central di luar negeri. Pada Kamis, Bank central Eropa mengumumkan penurunan suku bunga pertamanya dalam lima tahun. Inflasi mengalami penurunan dari puncaknya 10,6 persen menjadi 2,6 persen di 20 negara yang menggunakan mata uang euro.

Bank central Kanada juga menurunkan suku bunga pada pekan lalu. Bank of Japan adalah satu-satunya bank Central besar yang menaikkan suku bunga, hal ini dilakukan sebagai respons terhadap kenaikan harga setelah deflasi selama beberapa dekade. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement