Mayat tergeletak di jalanan Gaza
Upaya mendukung pengakhiran perang di Gaza harus terus dilakukan. Sebab kian harinya, Israel semakin intens melakukan serangan mematikan di wilayah Palestina. Kabar terakhir menyebutkan, beberapa warga Palestina yang tewas tergeletak di jalan-jalan dan keluarga-keluarga terjebak di rumah mereka di lingkungan Shejaiya di timur Kota Gaza yang tidak dapat dijangkau oleh tim penyelamat karena pemboman Israel yang intens.
“Tentara Israel menargetkan puluhan rumah di Shejaiya, menyebabkan korban jiwa,” kata Juru Bicara Pertahanan Sipil Mahmoud Basal seperti dilaporkan Anadolu, Sabtu (29/6/2024) lalu.
Basal mencatat bahwa ada keluarga yang terjebak di rumah dan tidak dapat melarikan diri di bawah pemboman besar-besaran Israel. “Situasi di lingkungan Shejaiya sangat sulit dan membawa bencana karena penduduk semakin meningkat di tengah pemboman yang terus berlanjut terhadap rumah-rumah dan fasilitas umum,” ucapnya.
Dia juga menuturkan puluhan ribu warga telah meninggalkan Shejaiya dan tidak menemukan tempat berlindung karena tidak ada ruang yang memadai di tempat penampungan yang sudah penuh sesak.
Tentara Israel melancarkan serangan darat pada hari Kamis di lingkungan Shejaiya dan mengklaim telah membongkar infrastruktur militer kelompok perlawanan Palestina, Hamas. Serangan tentara Israel mendapat perlawanan sengit dari kelompok-kelompok Palestina, menurut pernyataan kelompok tersebut pada Jumat.
Operasi militer tersebut memaksa ribuan warga sipil mengungsi di Shejaiya di bawah tembakan keras tentara Israel yang mengakibatkan korban jiwa.
Dengan mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.
Lebih dari 37.700 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari korban adalah wanita dan anak-anak, serta lebih dari 86.500 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional yang keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, tempat lebih dari sejuta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.