EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menilai situasi pasar global saat ini cukup optimistis terhadap kemungkinan penurunan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed.
Hal ini tecermin dari indeks saham Asia yang ditutup lebih tinggi dengan Hang Seng yang naik 0,3 persen menjadi 18.028,3, dan Nikkei 225 naik 0,8 persen menjadi 40.913,7 karena para investor global dengan antusias menunggu kemungkinan penurunan suku bunga dari The Fed.
Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,3 persen menjadi 7.220,9 mengikuti kinerja positif pasar global.
“Optimisme yang baru bahwa tekanan inflasi sudah cukup mereda, dan memungkinkan langkah itu mendorong pasar, menyusul pernyataan dovish dari Ketua The Fed Jerome Powell dan data pelemahan ekonomi AS,” kata Andry Asmoro dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (4/7/2024).
Namun, Asmo mengatakan, pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) menunjukkan perbedaan pendapat di antara anggota komite mengenai arah kebijakan moneter ke depan.
Meskipun mayoritas mengindikasikan potensi penurunan suku bunga The Fed pada akhir tahun, timbul kekhawatiran tentang risiko terkait penurunan suku bunga yang terlalu dini.
Hal ini menunjukkan bahwa The Fed tetap berhati-hati dalam pengambilan keputusan terhadap penurunan suku bunga.
Secara domestik, dalam pembahasan tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN 2023 dengan DPR RI, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa APBN harus selalu dijaga agar tetap sehat, berkelanjutan, dan kredibel sebagai instrumen kebijakan strategis bagi negara untuk mencapai tujuannya.
Dalam analisanya, Asmo menyampaikan beberapa saham unggulan di antaranya BRI yang naik 4,1 persen menjadi 4.790, BMRI (naik 0,4 persen menjadi 6.250), dan BRPT (naik 2,9 persen menjadi 1.260).
Sementara, saham yang mengalami penurunan termasuk BBCA ( turun 1,8 persen menjadi 9.825), TLKM (turun 2,3 persen menjadi 2.960), dan BYAN (turun 1,4 persen menjadi 18.975).
Kemudian dalam penutupan hari ini, nilai perdagangan saham mencapai Rp10,4 triliun, dan rata-rata perdagangan harian pada 2024 sekarang adalah Rp12,3 triliun.
“Terdapat aliran masuk bersih investor asing sebesar Rp 0,8 triliun (aliran masuk bersih sebesar Rp 2,1 triliun mtd, aliran keluar bersih sebesar Rp 5,7 triliun ytd). Broker paling aktif berdasarkan nilai adalah Mandiri Sekuritas (Rp 2,39 triliun), Maybank Sekuritas (Rp 2,16 triliun), dan CGS-CIMB (Rp 1,47 triliun),” jelasnya.
Sementara, imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun IDR turun sebesar 1,9 basis poin (bps) menjadi 7,01 persen dan imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun (INDON) turun sebesar 0,1 bps menjadi 5,26 persen.
Kepemilikan asing dalam obligasi pemerintah per 1 Juli 2024 tercatat mencapai Rp 810,2 triliun yang mencakup aliran masuk bersih sebesar Rp 2,1 triliun mtd dan aliran keluar bersih sebesar Rp 31,9 triliun ytd, atau 14 persen dari total yang beredar.
“Rupiah menguat sebesar 0,2 persen menjadi Rp 16.330 per dolar AS (menguat 0,27 persen mtd, melemah 6,06 persen ytd) pada pukul 17.00 WIB. Rupiah diperdagangkan antara 16.328 dan 16.352,” tutupnya.