Senin 14 Oct 2024 09:00 WIB

Transformasi Berbuah Manis, Dividen BUMN Meroket 

BUMN mengalami perubahan pesat dalam lima tahun terakhir, sehingga kinerja meningkat.

Rep: Muhammad Nursyamsi, Eva Rianti / Red: Satria K Yudha
Kementerian BUMN sukses mencetak dividen terbesar sepanjang sejarah berkat berbagai program transformasi yang dijalankan dalam lima tahun terakhir.
Foto:

Di sektor energi, Pertamina mencatatkan lonjakan setoran dividen pada 2023. Dividen Pertamina tercatat mencapai Rp 14 triliun, naik 379 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu, PLN memberikan dividen sebesar Rp 3,09 triliun. Jumlah setoran dividen tersebut mencapai satu setengah kali lipat dari target yang ditetapkan. Capaian ini tak terlepas dari kinerja apik PLN yang mampu meraih kenaikan laba sebesar 53,12 persen menjadi Rp 22,07 triliun.

Dividen dari BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID juga mengalami kenaikan. MIND ID memberikan dividen sebesar Rp 18,7 triliun. Meningkat drastis dari tahun 2022 yang sebesar Rp 900 miliar.

Dividen dalam nilai besar juga diberikan Telkom. Dengan kepemilikan saham sebesar 52,09 persen, negara mendapatkan dividen Rp 9,2 triliun pada 2023 dari total dividen Telkom sebesar Rp 17,7 triliun.

Dari klaster logistik, Pelindo menyumbang dividen sebesar Rp 1,38 triliun pada 2023 yang menempatkan Pelindo dalam peringkat ke-9 sebagai peyumbang terbesar dividen. 

Kontribusi dividen tersebut tak terlepas dari kinerja apik Pelindo. Pelindo berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 4,01 triliun (audited) sepanjang 2023, tumbuh 2,6 persen dibandingkan 2022. Kinerja ini menunjukkan bahwa Pelindo tumbuh dengan baik dan solid dari tahun ke tahun pasca merger di tengah tantangan perekonomian global.

“Pelindo menegaskan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, konektivitas antarpulau, serta keberlanjutan sektor maritim Indonesia, sehingga memberikan kontribusi positif yang berkelanjutan bagi kemajuan bangsa. Hal ini terlihat dari kinerja yang solid, membuat Pelindo tetap mengalami peningkatan kinerja pada tahun 2023,” ujar Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono.

Secara keseluruhan, 10 besar penyumbang dividen BUMN adalah BRI, Pertamina, Mandiri, Telkom, MIND ID, Pupuk Indonesia, BNI, PLN, Pelindo, dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG).

SIG yang masuk 10 besar penyumbang dividen menyatakan terus berupaya untuk menjaga kontribusi dividen. Fokus SIG untuk menjaga ketahanan keuangan yakni dengan mencatatkan arus kas dari operasi yang positif. Selain itu, perusahaan mampu menurunkan saldo hutang dan mempertahankan rasio solvabilitas yang sehat. 

Hal ini dinilai sebagai kemampuan kuat dan unggul untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang, sehingga PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat SIG dari idAA+ Positif menjadi idAAA Stabil. SIG pun kini tengah mendorong penggunaan semen hijau dan produk-produk turunannya untuk mengubah arah industri dan pembangunan yang lebih ramah lingkungan.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Etikah Karyani Suwondo mengatakan, keberhasilan dalam mengelola keuangan dan operasional BUMN menjadi poin utama dalam peningkatan kontribusi BUMN kepada negara. Etikah menyebut upaya transformasi dan kolaborasi yang kuat juga menjadi salah satu faktor penting dalam tren positif kinerja BUMN. 

Menurut dia, setoran dividen BUMN juga menjadi indikator peningkatan kepercayaan publik dan investor terhadap BUMN. Hal ini berdampak besar bagi peningkatan kinerja BUMN. 

"Kolaborasi dan transformasi yang dilakukan pemerintah telah meningkatkan kepercayaan publik dan investor yang sangat penting untuk kinerja BUMN," kata Etikah. 

Etikah berharap tren positif kinerja BUMN dapat terus terjaga dan meningkat pada tahun-tahun mendatang. Etikah mendorong BUMN untuk tetap konsisten dalam menjalankan transformasi dan mampu meningkatkan daya saing dengan sejumlah perbaikan kualitas operasional hingga sumber daya manusia (SDM).

"Strategi yang bisa dilakukan dengan meningkatkan dan mengembangkan SDM, transparansi dan akuntabilitas, inovasi dan teknologi, kemitraan dan kerjasama, harmonisasi dan kepastian hukum (regulasi), dan efisiensi dalam manajemen operasional," kata Etikah. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement