Selasa 15 Oct 2024 22:45 WIB

Investasi Melonjak era Jokowi, Kepala BKPM: Investor Percaya dengan Iklim Investasi RI

Faktor kepercayaan cukup krusial mengingat investasi adalah komitmen jangka panjang.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani saat konferensi pers bertajuk Realisasi Investasi Kuartal III 2024 dan 10 Tahun Capaian Investasi di era Presiden Jokowi di Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Selasa (15/10/2024).
Foto: Republika/M Nursyamsi
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani saat konferensi pers bertajuk Realisasi Investasi Kuartal III 2024 dan 10 Tahun Capaian Investasi di era Presiden Jokowi di Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Selasa (15/10/2024).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengatakan kondusivitas iklim investasi selama sepuluh tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memainkan peran penting dalam menggenjot realisasi investasi. Rosan mengatakan faktor trust atau kepercayaan investor dalam negeri dan luar negeri menjadi kunci utama di balik keberhasilan realisasi investasi.

"Peningkatan investasi selama sepuluh tahun ini karena adanya kestabilan sehingga kepercayaan investor percaya. Alhamdulillah kita bisa mendapatkan kepercayaan dari para investor," ujar Rosan saat konferensi pers bertajuk "Realisasi Investasi Kuartal III 2024 dan 10 Tahun Capaian Investasi di era Presiden Jokowi" di Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Selasa (15/10/2024).

Baca Juga

Rosan mengatakan faktor kepercayaan merupakan krusial mengingat investasi adalah komitmen jangka panjang. Oleh karena itu, Rosan menyampaikan tren positif investasi selama era Jokowi akan terus berlanjut pada masa pemerintahan Prabowo Subianto. 

"Yang paling penting bagaimana terus melakukan perbaikan dari segi kebijakan, regulasi, hingga perizinan sehingga investor percaya kalau kita serius melakukan reformasi kebijakan seperti Omnibuslaw yang berikan dampak positif dalam penciptaan lapangan kerja," ucap Rosan. 

Rosan mengatakan total realisasi investasi selama 10 tahun pemerintahan Jokowi mencapai Rp 9.117,4 triliun. Rosan menyampaikan tren realisasi investasi sejak 2014 selalu berada di atas target awal atau rencana strategis (renstra).

Selain itu, Rosan menyampaikan peningkatan realisasi investasi juga berdampak signifikan terhadap penyerapan lapangan kerja. Rosan menyebut realisasi investasi selama 10 tahun terakhir berhasil menciptakan 13,8 juta lapangan kerja. 

"Penyerapan tenaga kerja pada 2023 itu sebesar 1,823 juta tenaga kerja, sedangkan Januari sampai September 2024 sudah mencapai 1,875 juta tenaga kerja," sambung Rosan. 

Rosan menyampaikan tren positif realisasi investasi pun terjadi di akhir pemerintahan Jokowi. Rosan mengatakan Indonesia berhasil membukukan realisasi investasi senilai Rp 431,5 triliun pada kuartal III 2024 atau tumbuh 15,3 persen secara tahunan atau year on year (yoy). 

"Pemasukan terbesar ini masih berasal dari penanaman modal asing (PMA) yang sebesar Rp 232,7 triliun dengan porsi 53,9 persen dari total investasi," sambung Rosan. 

Rosan memaparkan Singapura merupakan negara dengan nilai investasi tertinggi selama periode Januari-September 2024. Rosan menyampaikan nilai investasi Singapura tercatat sebesar 5,5 miliar dolar AS atau setara Rp 85,44 triliun (kurs Rp 15.536 per dolar AS). 

"Memang Singapura ini dalam sepuluh tahun terakhir selalu menjadi investor nomor satu di Indonesia," ucap Rosan. 

Tak hanya tertinggi, lanjut Rosan, nilai investasi Singapura pun terus meningkat setiap tahunnya. Rosan menyampaikan peningkatan investasi Singapura di Indonesia mencapai dua kali lipat lebih tinggi jika dibandingkan empat tahun lalu. 

"Kita bisa lihat trennya, investasi Singapura pada kuartal III 2021 itu 2,5 miliar dolar AS, lalu naik 3,8 miliar dolar AS (2022), kemudian 4,4 miliar dolar AS (2023), dan alhamdulillah sekarang (Januari-September 2024) sudah 5,49 miliar dolar AS," kata Rosan. 

Muhammad Nursyamsi

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement