Senin 21 Oct 2024 07:46 WIB

Mengintip Efek Hilirisasi, Warisan Jokowi yang Siap Dilanjut Prabowo

Pada 2029, Indonesia menetapkan target pendapatan per kapita sekitar 10 ribu dolar AS

Rep: Frederikus Bata/ Red: Lida Puspaningtyas
Pupuk Indonesia dukung hilirisasi industri lewat pabrik amonium nitrat.
Foto:

Nilai tambahnya sudah ada. Ia menceritakan saat belum diharuskan melakukan hilirisasi, Freeport melakukan ekspor konsentrat tembaga. Pada periode tersebut, tidak diketahui berapa katoda tembaga yang bisa dihasilkan, cadangan emas, dan sebagainya.

"Kemarin Freeport kita paksain bangun smelter, berapa biayanya? Miliaran dolar AS. Sudah diresmikan. Kemudian di Amman juga sudah dibangun," kata Bahlil di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Rabu (9/10/2024).

Bagi PTFI, itu merupakan smelter kedua. Pertama sudah beroperasi sejak 1997. Smelter ini memurnikan 1,3 juta ton konsentrat tembaga. Berikutnya di Gresik, memurnikan 1,7 ton konsentrat tembaga. Itu smelter single line tembaga terbesar di dunia.

Bahlil menerangkan selain 900 ribu katoda tembaga, PTFI menghasilkan 60 ton emas. Lalu di AMNT, menghasilkan 900 ribu ton konsentrat. Ada turunan 220 ribu katoda tembaga, dan 18 ton emas.

"Jadi dari dua perusahaan ini, saja per tahun, bisa menghasilkan 78 ton emas," ujar Menteri ESDM.

Demikian, terobosan yang dilakukan pemerintah dan perusahaan-perusahaan tambang tersebut, demi menghasilkan nilai tambah. Manfaatnya terasa ke berbagai area. Tentunya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Itu hanya dari sektor tambang. Dari sektor perikanan, kehutanan, pertanian, semuanya kita buat (hilirisasi)," ujar Bahlil.

Pada akhirnya, jika terimplemntasi dengan baik, dapat meningkatkan pendapatan per kapita. Pada 2029, Indonesia menetapkan target pendapatan per kapita di kisaran 10 ribu dolar Amerika Serikat (AS).

Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan langkah hilirisasi yang dicanangkan pemerintah merupakan sebuah kewajiban. Hilirisasi menjadi salah satu tonggak kemajuan ekonomi Indonesia kedepan.

"Hilirisasi bukan sekadar pilihan kebijakan, melainkan kewajiban untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat," tegas Erick saat meresmikan proyek SGAR di Mempawah Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024).

Erick menjelaskan dengan adanya hilirisasi maka pertumbuhan ekonomi bisa naik tiga kali lipat. Hal ini akan berdampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat. "Kami ingin menekan impor agar uang kita tidak terus keluar. Dampaknya, baik di tingkat daerah maupun nasional, akan sangat besar, bahkan bisa mencapai tiga kali lipat secara ekonomi," jelasnya.

photo
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) menekan tombol didampingi Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia (ketiga kiri), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif (kelima kanan), Menteri BUMN Erick Thohir (kiri), Sekretaris Kabinet Pramono Anung (keempat kanan), Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arsal Ismail (kedua kanan), Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati (ketiga kiri) dan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru (kedua kiri) saat groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) di Kawasan Industri Tanjung Enim, Tanjung Lalang, Tanjung Agung, Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1/2022). Proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) diperikirakan akan mendatangkan investasi asing dari Air Products & Chemicals Inc (APCI) sebesar US$ 2,1 miliar dengan utilisasi 6 juta ton batu bara pertahun dan menghasilkan 1,4 juta DME pertahun. - (ANTARA/Nova Wahyudi)

Karena hilirisasi memegang peran penting, Erick memastikan pemerintah akan terus mendorong baik pihak swasta maupun BUMN untuk terus mencapai target yang telah ditetapkan. "Peran pemerintah sangat penting dalam memberikan kemudahan kepada perusahaan sehingga mereka dapat mencapai target-target yang telah ditetapkan, sesuai dengan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan," tambah Erick.

Itulah mengapa Jokowi berharap pemerintah selanjutnya di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto mampu melanjutkan semangat hilirisasi. Tak hanya di sektor mineral tetapi juga di sektor pertanian dan perkebunan.

"Saya sudah berdiskusi panjang dengan Presiden terpilih, Pak Prabowo, yang nanti beliau juga akan memulai dihilirisasi untuk sektor pertanian, perkebunan, dan kelautan, artinya sektor pangan juga akan masuk ke proses hilirisasi. Dan itu sekali lagi nilai tambah akan muncul di dalam negeri," ujar Jokowi, Selasa (24/9/2024).

Jokowi menjelaskan hilirisasi mampu menciptakan lapangan kerja dan memperkuat perekonomian nasional. Ia menekankan pentingnya hilirisasi sebagai langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri.

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan ada empat tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam memajukan sektor hilirisasi. Keempat hal itu adalah pengembangan SDM, perluasan kerja sama internasional, penerapan insentif, serta tekanan eksternal.

Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Riyatno di Jakarta, Rabu (25/9/2024) menyampaikan, untuk tantangan pengembangan SDM, Indonesia membutuhkan 16 ribu tenaga kerja kompeten setiap tahunnya agar dapat mengoptimalkan hasil nilai tambah hilirisasi dan juga manufaktur.

"Setiap tahunnya dibutuhkan sekitar 16 ribu tenaga kerja kompeten untuk sektor manufaktur, termasuk proses hilirisasi," ujar dia.

Untuk tantangan perluasan kerja sama internasional, menurut Riyatno, hal ini karena politik global bersifat dinamis, sehingga dengan melakukan ekspansi kolaborasi, akan secara langsung meningkatkan potensi pasar ekspor produk hilirisasi Indonesia, dan memantik investasi asing untuk masuk.

"Saat ini yang berkembang adalah free trade agreement, ada juga CEPA atau Comprehensive Economic Partnership Agreement," katanya.

Lebih lanjut, tantangan penerapan insentif yakni Indonesia wajib memiliki kebijakan yang ramah terhadap investor dan pasar, dengan memberikan penawaran yang terbaik, terutama dari sisi perizinan.

Sementara tekanan eksternal berasal dari negara-negara yang resisten atau menolak kebijakan hilirisasi yang diterapkan, seperti halnya gugatan yang dilakukan oleh Uni Eropa di World Trade Organization (WTO) ketika Indonesia menutup keran ekspor bijih nikel.

"Namun sekali lagi sekalipun sudah ada gugatan, tetapi hilirisasi ini tetap jalan," kata dia.

Sebelumnya, realisasi investasi sektor pengolahan menjadi produk bernilai tambah tinggi (hilirisasi) mengalami tren peningkatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir, yakni pada 2019-2023.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement