EKBIS.CO, JAKARTA -- Qazwa, salah satu platform peer-to-peer (P2P) financing syariah, menandatangani kerja sama nota kesepahaman (MoU) untuk menyediakan akses permodalan hingga Rp 50 miliar melalui ekosistem eJahit dalam acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024. Terdapat lima kota yang menjadi bidikan awal kerja sama ini, yakni Jakarta, Bandung, Bogor, Sukabumi, dan Solo.
Data menyebutkan bahwa 71 persen pelaku UMKM bergantung sepenuhnya dari dompet sendiri dan keluarga untuk akses permodalan bisnis mereka. Nyatanya, mereka membutuhkan akses lebih terhadap permodalan guna mengakselerasi bisnis yang sedang dijalankan.
"Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi pemilik merk fesyen lokal untuk mendapatkan permodalan yang aman dan mudah serta berdampak positif terhadap kemajuan bisnis yang dimiliki,” kata Chief Executive Officer Qazwa Dikry Paren dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (31/10/2024).
Dikry menerangkan, industri fesyen memberikan kontribusi sebesar 17,7 persen atau Rp 225 triliun kepada perekonomian Indonesia. Pada 2022 saja, nilai ekspor sektor ekonomi kreatif mencapai 16,5 miliar dolar AS. Namun, industri tekstil dan baju mengalami kontraksi 0,03 persen secara tahunan (yoy) akibat membeludaknya produk tekstil impor di pasar Indonesia.
Qazwa memiliki lebih dari 200 penerima pembiayaan kredibel di seluruh Indonesia. Per Oktober 2024, telah tersalurkan (disbursement) lebih dari Rp 250 miliar kepada para pemilik bisnis kredibel.
Sejak diinisiasi pada 2016, Qazwa memberikan akses permodalan kepada lebih dari 10 industri mulai dari properti hingga fesyen. Khusus untuk industri fesyen saja, Qazwa telah menyalurkan permodalan hingga Rp 13 miliar. Ini kali pertama Qazwa berkolaborasi dengan eJahit selaku perusahaan rintisan yang fokus di industri fesyen.
Sementara, Chief Marketing Officer eJahit Khairunnisa mengatakan eJahit hadir untuk menjawab keresahan pemilik merk fesyen lokal yang mengalami banyak persoalan saat mencari mitra produk pakaian yang akuntabel dan berkualitas.
“eJahit berusaha menjadi one-solution-for-all-problems untuk para pemilik merk fesyen lokal dengan menangani mulai dari desain, sourcing, sampel, hingga ke tahap produksi masal. eJahit turut memberdayakan para penjahit-penjahit lokal terbaik guna meningkatkan kualitas produksinya,” jelasnya.
Kolaborasi ini akan menggunakan model ecosystem financing. “Kami menyediakaan lebih dari 300 jenis bahan dengan empat lapis quality control untuk menjaga hasil akhir produk. Peran teknologi turut dihadirkan, dengan memaksimalkan Artificial Intelligence (AI) eJahit mampu meningkatkan efisiensi penggunaan bahan hingga 15 persen,” ujar Khairunnisa.
Sebelumnya, Qazwa telah mengimplementasikan model pembiayaan itu bersama eFishery dan BroilerX serta berhasil menyalurkan (disbursement) lebih dari Rp1 0 miliar kepada 30 peternak ayam broiler dan penambak ikan lokal.
Kerja sama ini ditargetkan akan berjalan selama 12 bulan kedepan. Masing-masing entitas yang berada di ekosistem eJahit dapat mengajukan permodalan ke Qazwa hingga Rp2 miliar dengan tenor 5-6 bulan. Nantinya, pemilik merk fesyen lokal akan melalui proses urun dana (crowdfunding) selama satu pekan di platform Qazwa untuk mencapai pembiayaan yang diajukan.
Dalam memantapkan perannya sebagai platform P2P financing syariah, Qazwa terus mengedepankan tiga aspek utama, yaitu lebih nyaman, lebih aman, dan lebih untung. Sebagai realisasi dari komitmen tersebut, Qazwa konsisten memberikan kemudahan berupa proses pendaftaran pembiayaan yang tidak rumit, transparansi di saat proses pengajuan, hingga waktu pengajuan yang relatif cepat kepada para pemilik bisnis kredibel. Hal ini dilakukan agar UMKM lokal Indonesia, terutama di industri fesyen, dapat meningkatkan kapasitasnya sehingga dapat dikenal di mancanegara.