Kamis 14 Nov 2024 21:27 WIB

Nasib Pertumbuhan Kredit Indonesia Terseok-Seok 10 Tahun Terakhir

Periode sebelumnya kredit mampu tumbuh tembus angka 20 persen.

Rep: Dian Fath/ Red: Lida Puspaningtyas
Pekerja menyelesaikan pembuatan tas di salah satu industri rumahan di kawasan Manggarai, Jakarta Selasa (16/7/2024). Peran penting Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian Indonesia tak bisa dipungkiri. Selain mencatatkan kontribusi nyata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, UMKM juga berhasil menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.Pemerintah terus menunjukkan dukungannya kepada para pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya. Salah satunya melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang bertjuan memudahkan pelaku UMKM mendapatkan akses pembiayaan.Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sejak awal 2024 sampai dengan 31 Mei 2024 mencapai Rp116,94 triliun, meningkat dibandingkan periode sebelumnya sampai dengan 31 Mei 2023 yang mencapai Rp80,25 triliun.
Foto:

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan sektor perbankan Indonesia akan terus menunjukkan pertumbuhan positif pada tahun 2025, meskipun tantangan global dan domestik masih menjadi perhatian. Berdasarkan analisis OJK, proyeksi kredit perbankan pada tahun 2025 diperkirakan akan tumbuh antara 11-13 persen, dengan kredit UMKM menjadi salah satu sektor yang diprioritaskan meskipun ada pelambatan pertumbuhan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menjelaskan, meskipun kredit UMKM pada 2024 mengalami penurunan laju pertumbuhan, sektor ini diperkirakan akan kembali membaik pada 2025, didorong oleh faktor-faktor eksternal seperti penurunan suku bunga global dan kebijakan pemerintah yang mendukung sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Pertumbuhan kredit UMKM memang mengalami pelambatan pada 2024, tetapi kami optimis dengan adanya dukungan kebijakan yang lebih pro-UMKM serta pemulihan ekonomi domestik, kredit UMKM akan kembali tumbuh positif pada 2025," kata Dian dalam jawaban tertulis Konferensi Pers RDKB Oktober 2024 yang diterima Kamis (14/11/2024).

OJK juga mengingatkan risiko kredit UMKM masih perlu diperhatikan, terutama dengan tingginya tingkat Non-Performing Loan (NPL) pada sektor mikro. Meskipun rasio NPL pada sektor mikro relatif lebih rendah dibandingkan dengan sektor kecil dan menengah, OJK menegaskan kehati-hatian dalam penyaluran kredit tetap menjadi prioritas bagi perbankan.

Menurut OJK, potensi pemangkasan suku bunga yang diperkirakan berlanjut hingga 2025, bersama dengan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia, diharapkan dapat mengurangi biaya dana (cost of fund) bagi bank, yang pada gilirannya akan meningkatkan kapasitas penyaluran kredit dan mendorong pertumbuhan ekonomi. OJK juga mencatat bank-bank besar seperti Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) telah menunjukkan komitmen untuk terus memperluas penyaluran kredit UMKM, dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian.

OJK berharap sektor perbankan dapat memainkan peran penting dalam mendukung pemulihan ekonomi Indonesia, dengan tetap fokus pada penguatan inklusi keuangan dan mendorong pertumbuhan sektor UMKM. Meskipun tantangan global dan domestik seperti ketidakpastian ekonomi global dan tren inflasi tinggi masih berpotensi menghambat, namun dengan kebijakan yang tepat dan strategi yang prudent, sektor perbankan Indonesia diyakini dapat tumbuh lebih stabil dan berkelanjutan pada 2025.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement