EKBIS.CO, JAKARTA – Direktur Eksekutif General Electric untuk Indonesia, Handry Satriago, menilai masyarakat Indonesia lebih banyak melakukan aktivitas konsumsi daripada produksi. Namun, konsumsi masyarakat Indonesia tidak diimbangi dengan permintaan yang mutakhir sehingga produksi tidak dapat meningkat.
Handry menyampaikan hal itu dalam acara ‘Indonesian Economy Outlook 2012’ yang digelar Kementerian Luar Negeri pada Kamis malam. Acara tersebut dihadiri oleh para diplomat muda dari Indonesia dan Negara lain seperti Cile, Vietnam, Afrika Selatan, dan Rusia.
“Kemampuan produksi Indonesia tidak cukup tinggi. Produksinya kebanyakan di sektor keuangan. Sektor riil belum kompetitif,” ujar dia.
Meskipun demikian, dengan pertumbuhan ekonomi pada angka 6,5 persen, iklim Indonesia baik untuk bisnis. Pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong dengan tingginya konsumsi.
Dalam Indeks Kompetisi Global, Indonesia menduduki peringkat ke-44 dari 139 negara. Handry menilai angka tersebut belum cukup. Menurutnya, Indonesia bukan pendatang baru dalam globalisasi. Indonesia telah memulainya dari seratus tahun lalu ketika orang-orang berdatangan ke Indonesia untuk membeli rempah-rempah dan sumber daya alam lainnya.
GE adalah perusahaan konglomerasi multinasional asal Amerika Serikat. Perusahaan ini begerak di empat segmen, yaitu energi, teknologi infrastruktur, jasa keuangan, dan industri konsumer.