EKBIS.CO, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku pihaknya tetap mengambil langkah hati-hati terhadap dampak dari keputusan Bank Sentral AS (The Fed) bagi industri keuangan domestik. "Kita masih tetap harus hati-hati," ujar Ketua OJK Muliaman Darmansyah Hadad melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat (20/9).
Ia mengatakan bahwa pihaknya akan terus fokus terhadap pendalaman pasar modal dan pengawasan. Selain itu, OJK juga tetap fokus pada penerapan prinsip-prinsip kehatian-hatian (prudential) dan manajemen risiko. "Mudah-mudahan kedua hal tersebut akan bisa menjadi landasan yang kuat bagi perkembangan sektor keuangan di dalam negeri ke depannya ditengah-tengah ketidakpastian ekonomi global dan tantangan ekonomi domestik," ujar dia.
Sementara itu, VP Research and Analysis PT Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere dalam risetnya mengemukakan bahwa diluar dugaan, the Fed secara mengejutkan tetap mempertahankan program stimulus keuangannya sebesar 85 miliar dolar AS per bulan, seiring masih meningkatnya tekanan pada perekonomian AS. Fed juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS untuk tahun ini menjadi 2-2,3 persen dari 2,3-2,6 persen.
Nico mengemukakan paska isu pengurangan stimulus the Fed, sentimen industri keuangan domestik tampaknya akan kembali mendominasi. Ia mengatakan Indonesia masih menghadapi persoalan internal yaitu defisit neraca perdagangan. Investor masih harus membuktikan apakah pada periode berikutnya yaitu pada bulan September-Oktober atau pada kuartal ketiga 2013 ini defisit neraca perdagangan akan berkurang.
Menurut dia, Indonesia tidak bisa lagi bergantung pada dana-dana luar yang bersifat temporer (hot money) untuk mendorong perekonomian dan menjaga stabilitas ekonomi nasional. "Potensi dan kekuatan dalam negeri harus digali dan dikembangkan agar tidak mudah goyah oleh gejolak ekonomi global," kata dia.