EKBIS.CO, BUKITTINGGI -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan untuk mengurangi ketergantungan impor saat terjadinya kekurangan stok bahan pangan dalam jangka panjang. "Kalau ada gejolak pangan maka tidak harus selalu impor, kalau ke depan ketergantungan impor tinggi maka itu tidak baik, secara sosial juga tidak bagus maka sekali lagi solusinya peningkatan produksi," kata Presiden saat membuka rapat koordinasi terbatas bidang pangan di Istana Bung Hatta, Bukittingi, Sumbar, Selasa (29/10).
Presiden meminta agar semua pihak dapat bekerja sama baik pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun kalangan dunia usaha. "Kita hendak memobilisasi sumber daya. Mari kita pastikan ada lahan yang masih bisa digunakan. Harus ada modal finansial, kita pikirkan bank bagaimana, tenaga kerja, kerja sama teknologi juga bisa dilakukan. Transportasi kita pikirkan lebih efesien, infrastruktur yang diperlukan, irigasi seperti apa...Jadi kalau kita bersinergi, rasanya kita bisa meningkatkan produksi itu," paparnya.
Kepala Negara mengatakan kerja sama merupakan kunci untuk menghadapi permasalahan keamanan pangan. Dengan jumlah penduduk yang ada saat ini, ditambah masalah perubahan iklim dan perdagangan pangan dunia, maka diperlukan langkah ekstra keras untuk memastikan keamanan pangan.
"Kita melibatkan dunia usaha, pikiran saya, kalau kita duduk bersama, pemerintah pusat keluarkan kebijakan dan regulasi yang tepat dan dunia usaha mau menjalankan usahanya dengan baik maka terjadilah usaha meningkatkan produksi ini," kata Presiden.
Presiden SBY pada hari ini (Selasa, 29/10), melangsungkan rapat koordinasi terbatas dengan sejumlah gubernur dan menteri kabinet Indonesia Bersatu II di Istana Bung Hatta Bukittingi membahas ketahanan pangan. Rapat berlangsung mulai pukul 09.00 WIB hingga sekitar pukul 13.00 WIB.