EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnakertrans) berencana menjadikan kawasan transmigrasi yang tersebar diseluruh daerah sebagai sentra pangan untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Pengembangan sentra pangan di kawasan transmigrasi itu untuk mengimbangi derasnya arus konversi lahan produktif menjadi lahan tidak produktif (perumahan, perkantoran dan lain-lain) di daerah lain.
"Saat ini sekitar 70 persen kawasan transmigrasi merupakan sentra pangan. Ada empat juta hektar lahan yang disiapkan untuk sekitar dua juta kepala keluarga (KK) transmigran," papar Direktur Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi (P2MKT) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Roosari Tyas Wardani dalam seminar Pra Rembug Nasional Ketransmigrasian, Selasa(12/11).
Roosari mengatakan kawasan transmigrasi yang tersebar di berbagai daerah, diharapkan dapat bertransformasi menjadi lumbung pangan nasional untuk dapat mengurangi ketergantungan impor dari negara lain dan mewujudkan ketahanan pangan nasional. Selama ini Kemnakertrans telah berupaya memanfaatkan pembukaan lahan baru bagi transmigrasi di berbagai daerah agar dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk penyediaan lahan pertanian.
Keterbatasan lahan di Pulau Jawa, diantisipasidengan memanfaatkan ketersediaan lahan di daerah transmigrasi, yang membentang dari wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Sekitar satu juta hektar lahan akan disiapkan untuk lahan kedelai sementara 1-2 juta hektar lainnya disiapkan untuk budidaya padi yang merupakan makanan pokok masyarakat.
"Untuk tahun 2013, 150 ribu hektar telah siap. Mayoritas lahan di Sumatera Selatan sekitar 100 ribu hektar, sisanya tersebar di Lampung, Kalteng, Papua dan Jambi," papar Roosari.
Sementara itu Direktur Utama Perum Bulog Soetarto Alimoeso menambahkan Bulog memberikan dukungan terhadap pengembangan sentra pangan kawasan transmigrasi antara lain dengan membeli langsung beras dari para petani di kawasan transmigrasi. "Artinya kita tidak mengandalkan mitra besar. Kita langsung ke kelompok petani (untuk membeli beras) atau kelompok penggilingan padi," kata Soetarto.