EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian ESDM mengungkapkan, realisasi konsumsi biodiesel meningkat hingga 100 persen pascapenerbitan Permen ESDM No 25 Tahun 2013. Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, pada Agustus 2013, konsumsi nabati (fatty acid methyl ester/FAME) yang dicampurkan ke dalam solar, masih 57.871 kiloliter.
"Namun, Oktober sudah 116.261 kiloliter (naik 101 persen) dibandingkan Agustus," katanya di Jakarta, Rabu (13/11).
Sementara, realisasi konsumsi FAME pada September 2013 mencapai 101.857 kiloliter dibandingkan Agustus dan secara rata-rata dalam dua bulan (September-Oktober) 109.059 kiloliter atau naik 88,5 persen. Sesuai Permen ESDM 25/2013, maka perusahaan di sektor transportasi, industri, komersial, dan pembangkit listrik diwajibkan memakai FAME minimal 10 persen dalam campuran solar mulai September 2013.
Dadan menambahkan, pemanfaatan biodiesel pada September 2013 mengakibatkan penghematan devisa sebesar 75,88 juta dolar AS dan penghematan subsidi 2,84 juta dolar AS. Sedangkan pemanfaatan biodiesel Oktober 2013 memberikan penghematan devisa sebesar 85,83 juta dolar AS. "Total penghematan devisa periode September sampai Oktober 2013 sebesar 161,71 juta dolar AS," katanya.
Ia juga menjelaskan, PT PLN (Persero) telah memakai FAME pada Oktober 2013 sebesar 4.814 kiloliter dan minyak murni (pure plant Oil/PPO) sebesar 228 kiloliter. Pada September, lanjutnya, pemanfaatan FAME PLN mencapai 2.088 kiloliter atau setara dengan 0,39 persen terhadap pemakaian minyak solar (high speed diesel/HSD) periode sama yang mencapai 535.000 kiloliter.
"Untuk sektor mineral dan batubara secara umum siap melaksanakan implementasi mandatori biodiesel sepanjang pasokannya tersedia," ujarnya.