Jumat 02 May 2014 17:52 WIB

Kemendag Segera Terbitkan HPP Gula

Red: Taufik Rachman
Gula impor
Foto: Antara
Gula impor

EKBIS.CO, JAKARTA--Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa segera mengeluarkan aturan terkait penetapan Harga Patokan Petani (HPP) gula, sebelum masa awal musim giling dimulai.

"Sebelum musim giling, atau sebelum 15 Mei 2014 akan kita umumkan," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, saat berdiskusi dengan wartawan di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat.

Lutfi mengatakan, untuk menetapkan HPP gula tersebut, dia telah melakukan pembicaraan dengan para pemangku kepentingan seperti petani, industri, dan juga para pedagang yang diharapkan dapat menghasilkan rumusan baik terkait penetapan tersebut.

"Pemerintah akan memberikan keberpihakan kepada petani dengan jumlah yang baik, tapi pada saat yang bersamaan kita juga harus melihat bahwa produktivitas dan efisiensi, serta kepentingan dari 237 juta masyarakat Indonesia, ini kita jaga sama-sama," ujar Lutfi.

Rapat Dewan Gula Indonesia (DGI) beberapa waktu lalu, menyimpulkan dan menyepakati bahwa HPP gula 2014 sebesar Rp9.500 per kilogram, namun, pemerintah masih mempertimbangkan beberapa aspek terkait dengan penetapan HPP gula tersebut.

Sementara itu, terkait dengan penunjukan kepada Perum Bulog untuk melakukan importasi gula, Lutfi mengatakan bahwa sudah ada laporan terkait importasi tersebut, di mana beberapa waktu lalu Kementerian Perdagangan memberikan izin impor gula kristal putih sebanyak 328.000 ton.

"Sudah ada laporan, itu untuk menjaga saja agar tidak dispekulasi dan pemerintah tidak dipojokkan oleh spekulan," ucap Lutfi.

Beberapa waktu lalu, Kementerian Perdagangan memberikan penugasan kepada Perum Bulog untuk mempersiapkan stok gula sebanyak 350.000 ton sebagai upaya untuk menjaga stabilitas harga gula di dalam negeri.

Kementerian Perdagangan juga telah melakukan perhitungan dan menemukan bahwa hingga akhir Mei 2014 kekurangan dari total kebutuhan gula konsumsi sebesar 122.000 ton, ditambah mundurnya masa panen ke bulan Juli yang mengakibatkan kekosongan sebanyak 220.000 ton.

Perum Bulog sendiri, mengambil langkah dengan melakukan kesepakatan dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) untuk menyerap sebanyak 12.000 ton gula, dan nantinya diperkirakan akan ditambah kembali sebanyak 150.000 ton.

Namun, pada prinsipnya Bulog akan lebih mengutamakan pasokan dari dalam negeri terlebih dahulu sebelum melakukan impor, dan apabila harus melakukan impor maka akan dilakukan secara bertahap.

PT RNI telah menjalin kerja sama dengan Perum Bulog terkait dengan pemasokan gula senilai Rp103,2 miliar, yang menyatakan bahwa PT RNI akan memasok 12.000 ton gula tebu dengan harga Rp8.600 per kilogram.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement