EKBIS.CO, JAKARTA – Bank Indonesia tetap menargetkan pertumbuhan kredit mencapai 15-17 persen pada 2015. Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pertumbuhan kredit dipengaruhi oleh tiga faktor.
“Pertama suku bunga, kedua likuiditas dan ketiga prospek bisnis pertumbuhan ekonomi,” kata Perry kepada wartawan di gedung Bank Indonesia, Jumat (6/2).
Perry mengatakan dari sisi suku bunga memang masih relatif tingi, sebab Bank Indonesia masih fokus pada stabilitas. Namun, likuiditas sudah dikendorkan sehingga funding perbankan tidak bermasalah untuk menyalurkan kredit. Sedangkan, prospek bisnis diperkirakan jauh lebih baik dengan pertumbuhan ekonomi 5,6 persen akan mendorong pertumbuhan kredit.
“Tapi memang kemungkinan pertumbuhan kredit akselerasinya baru kelihatan di triwulan II dan III sesuai dengan siklus eskspansi fiskal,” imbuhnya.
Menurutnya, di triwulan I baru tahap finalisasi RAPBNP, kemudian ekspansi fiskal akan naik di triwulan kedua. Hal itu dinilai akan mendorong kegiatan ekonomi dan mendorong pertumbuhan kredit. “Sehingga pertumbuhan kredit akan picking up akan mulai naik di triwulan II dan akan lebih tinggi di triwulan III dan IV, sehingga akhir tahun perkiraan kita 15-17 persen,” jelasnya.
Di samping itu, dengan kebijakan subsidi dari pemerintah, menurutnya ruang fiskal seperti yang dibahas dalam APBN akan semakin besar. Baik untuk anggaran rutin, belanja barang, maupun belanja modal. Dia melihat dorongan fiskal untuk kegiatan ekonomi seperti konsumsi dan investasi akan sangat tinggi.
Setelah finalisasi APBNP, lanjutnya, diperkirakan stimulus fiskalnya akan mulai kelihatan dan akan mendorong kegiatan ekonomi. Belanja barang dan belanja modal diperkirakan mulai terasa kenaikannya pada triwulan II dan kenaikan terbesarnya di triwulan III dan IV. Kegiatan ekonomi tersebut akan mendorong pertumbuhan kredit karena likuiditasnya sudah kendor.