Kamis 27 Aug 2015 23:59 WIB
Rupiah Melemah

Situasi Ekonomi tak Pasti, Bank Harus Lakukan Efisiensi

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Warga menarik uang di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di salah satu pusat perbelanjaan, Jakarta, Rabu (1/7).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Warga menarik uang di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di salah satu pusat perbelanjaan, Jakarta, Rabu (1/7).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Melemahnya rupiah dan tingginya harga komoditas tak hanya memengaruhi kinerja bisnis industri. Perbankan pun turut sangat dipengaruhi, terutama bila kredit macet (NPL) meningkat atau pertumbuhan kredit menurun.

Maka, Perusahaan konsultan terintegrasi di bidang audit, pajak, dan business advisory RSM AAJ menyatakan, bank juga harus melakukan efisiensi. "Hanya saja efisiensi pada bank memang harus benar-benar diperhatikan, terutama pada modal, karena bank bekerja dengan mengumpulkan uang lalu meminjamkannya," jelas Corporate Finance and Transaction Support RSM AAJ Wijadi Tan, kepada wartawan, di Jakarta, Kamis, (27/8).

Ia menambahkan, efisiensi bank bisa dilakukan dari sistem IT-nya atau mengurangi kantor cabang. Beberapa kantor cabang yang tak produktif atau bahkan merugi sebaiknya ditutup.

Dari aspek regulasi, Wijadi mengatakan, bank harus rela lakukan haircut. "Untuk bank-bank asing biasanya lebih mudah, bank-bank pemerintah yang biasanya tidak mau berikan haircut," tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement