Sementara itu, di Jawa Tengah terjadi PHK sebanyak 7608 orang terdiri dari sektor RTMM 4.200 orang ; LEM 1.093 orang; TSK 1.375 orang; Keramik, Kimia, Cat Plastik, Busa dan Energi Tambang (KET) 900 orang; Pengolahan Kayu, Mabel, Konservasi Hutan (PKMKH) 40 orang
Di Nusa Tenggara Timur sebanyak 506 orang terdiri dari sektor KET 212 orang; Pariwisata, Hotel, Biro Perjalanan (PHBP) 30 orang; Industri dan Jasa Transportasi (IJT) 59 orang; Bank, Perdagangan dan Asuransi (BPA)170 orang; Pembuatan Obat dan Rumah Sakit (PORS)15 orang; dan KSI 20 orang.
DKI Jakarta sebanyak 2016 orang, terdiri dari RTMM 315 orang; LEM 452 orang; TSK 625 orang; PORS 163; Bangunan dan Pekerjaan Umum (BPU) 461 orang.
Sumatera Barat sebanyak 125 orang di sektor Pertanian Perkebunan dan Perikanan (SPPP),
Bali 350 orang di sektor Tekstil Sandang dan Kulit, DKI Yogyakarta 168 orang di Tekstil Sandang dan Kulit, Jawa Barat 320 orang di Tekstil Sandang dan Kulit
Selain itu Sulawesi Selatan 241 orang di sektor Keramik, Kimia, Cat Plastik, Busa dan Energi Tambang, Kalimantan Barat 39 orang di Pariwisata, Hotel, Biro Perjalanan 39 orang.
Sementara Banten 7300 terdiri dari sektor RTMM 650 orang; LEM 1125 orang; TSK 3130 orang; Keramik, Kimia, Cat Plastik, Busa dan Energi Tambang 2395 orang.
Di Kalimantan Timur sebanyak 10721 orang terdiri dari Keramik, Kimia, Cat Plastik, Busa dan Energi Tambang 7720 orang; Sektor Pertanian Perkebunan dan Perikanan SPPP 2120 orang; Pengolahan Kayu, Mabel, Konservasi Hutan 881 orang.
Sumatera Utara sebanyak 398 orang terdiri dari Logam Elektrik dan Mesin 72 orang; , Kimia, Cat Plastik, Busa dan Energi Tambang 200 orang; SPP 126 orang
Kepulauan Riau sebanyak 8056 orang terdiri dari Keramik, Kimia, Cat Plastik, Busa dan Energi Tambang 2126 orang; Sektor Pertanian Perkebunan dan Perikanan 4347 orang; ; Pengolahan Kayu, Mabel, Konservasi Hutan1586 orang.
“Rokok dan LEM itu paling banyak, di Jawa Timur dan Jawa Tengah,” tuturnya.