Selasa 03 Nov 2015 14:02 WIB

Marwan Ajak Pengusaha Berinvestasi di Daerah Perbatasan

Red: Maman Sudiaman
Marwan Jafar
Foto:
Warga mengantre untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis yang diadakan TNI AD dan Pertamina di Desa Looluna, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), belum lama ini.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Salah satu potensi bisnis di perbatasan, lanjut Marwan, adalah investasi di bidang agribisnis. Untuk itu, perlu ada kombinasi faktor-faktor sumber daya alam dan manusia secara optimal, dipadukan dengan kejelian memilih jenis usaha. Jenis-jenis usaha tersebut meskipun dinilai mempunyai prospek investasi yang baik, namun masing-masing memiliki kekhususan, terutama dalam hal peluang pasar dan pemasaran baik di pasar domestik maupun pasar global.

“Makanya peluang ada, potensinya ada, sekarang tinggal bagaimana cara efektif agar investasi di perbatasan itu segera terealisasi dan masyarakat perbatasan bisa segera maju dan bisa menikmati pembangunan,” jelas Menteri Desa PDTT Marwan Jafar dalam siaran persnya kepada Republika.co.id hari ini.

Marwan menjelaskan, pemerintah saat ini terus membangun aset di daerah perbatasan, seperti sarana dan prasarana dasar, sarana dan prasarana transportasi dan konektivitas antar pulau di daerah perbatasan, serta sarana penunjang lainnya yang akan mendukung pengembangan investasi lainnya. Potensi dan aset tersebut merupakan modal awal yang dapat didayagunakan oleh semua pihak, termasuk oleh pihak swasta, yang akan mengurangi biaya awal investasi secara keseluruhan.

“Peran pihak tentu sangat dibutuhkan, yakni dalam bentuk penyertaan modal, penerapan teknologi, dan manajemen pemasaran diharapkan sekaligus dapat meningkatkan perekonomian di daerah perbatasan dan wilayah sekitarnya. Kita yakin, daerah perbatasan nantinya akan maju, memiliki daya saing yang kuat, dan aman,” tegas Marwan.

Dijabarkan pula bahwa ada tiga kategori usaha yang dapat dikembangkan pihak swasta di daerah perbatasan, meliputi kegiatan usaha primer, sekunder, dan tersier. Kegiatan sektor ekonomi primer berupa pengembangan pertanian dalam arti luas, perkebunan dan peternakan, serta pengembangan usaha ekstraktif di bidang perikanan, kehutanan, dan pertambangan.

Adapun sektor usaha sekunder diantaranya meliputi potensi industri rumah tangga dan agroindustri. Sedangkan sektor ekonomi tersier meliputi jasa pelayanan, jasa konstruksi, dan jasa perdagangan, maupun jasa lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement