Managing Director, Head of Global Markets HSBC Indonesia Ali Setiawan, mengatakan depresiasi rupiah terhadap dolar AS saat ini lebih disebabkan beberapa faktor struktural domestik.
Antara lain, ekspor yang masih didominasi barang komoditas yang sedang melemah. Selan itu, sentimen eksportir yang mengurangi penjualan mata uang asing terhadap rupiah. Belum lagi, impor barang konsumsi yang terus meningkat.
"Faktor tersebut menyebabkan banyaknya dolar AS yang digunakan oleh sektor swasta untuk pembayaran impor, membayar utang luar negeri dan membayar dividen," kata Ali Setiawan.
Dia menilai, prospek ekonomi tahun depan masih akan terpengaruh pada ekonomi Cina yang cenderung masih melambat.
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement