Kamis 10 Dec 2015 23:50 WIB

Desa Mandiri Benih, Antara Ada dan Tiada

Rep: Sonia Fitri/ Red: Djibril Muhammad
Petani warga Kampung Munjul, Ds Mekarmulya, Kec. Cimarga, Kab. Lebak, mencabut benih unggul
Foto: Antara
Petani warga Kampung Munjul, Ds Mekarmulya, Kec. Cimarga, Kab. Lebak, mencabut benih unggul "Inpari Sidenuk" hasil rekayasa Kemenristek dan Badan Tenaga Atom Nasional,

EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santosa menyebut, pemberdayaan Desa Mandiri Benih akan menjamin keersediaan benih dan pertanaman tepat waktu.

Benih yang diproduksi secara mandiri juga akan mencegah kerugian panen. Sebab, produksi menyesuaikan kondisi lahan dan iklim wilayah setempat.

Sayangnya, sebanyak 78 persen benih tanaman hortikultura dan hampir 100 persen benih tanaman pangan dikuasai korporasi. Akibatnya, kapasitas petani dalam menghasilkan benih mandiri semakin redup. Hanya yang tersisa kergantungan petani kepada korporasi.

"Tidak ada yang benar-benar bernama 'benih unggul' untuk seluruh wilayah, yang ada, benih menyesuaikan tempat dan kondisi wilayah masing-masing, inilah keanekaragaman hayati," kata dia, Kamis (10/12).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement