Kamis 10 Dec 2015 23:50 WIB

Desa Mandiri Benih, Antara Ada dan Tiada

Rep: Sonia Fitri/ Red: Djibril Muhammad
Petani warga Kampung Munjul, Ds Mekarmulya, Kec. Cimarga, Kab. Lebak, mencabut benih unggul
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Seorang petani memanen benih padi di lahan persawahan Desa Pekandangan, Indramayu, Jawa Barat.

Pemerintah, ia menambahkan, perlu mengembangkan aspek lokalitas benih yang menjadi semangat program Desa Mandiri Benih. Dwi menyayangkan program tersebut yang hanya dibangun seribu buah. Jumlah tersebut sangat minim, tak sebanding dengan jumlah desa di Indonesia yang di dalamnya ada petani, yakni sekitar 74 ribu desa.

Penyaluran benih subsidi sebaiknya dihilangkan, begitu pun dengan pupuk dan alat mesin pertanian. Anggaran yang sudah dialokasikan untuk petani tersebut sebaiknya diganti dengan pemberian dana langsung ke kelompok tani dengan mekanisme tertentu. Nantinya, uang tersebut bisa diatur mandiri oleh petani, menyesuaikan kebutuhan mereka.

Ia menyadari, penyaluran benih bersubsidi dimaksudkan pemerintah untuk mengurangi beban biaya produksi yang ditanggung petani. Namun dalam pelaksanaannya, penyaluran benih kerap terlambat, tidak tepat sasaran dan menjadi sia-sia.

"Tidak usah benih bersubsidi, lebih baik kasih uangnya saja langsung ke petani," katanya. Di samping itu, anggaran juga bisa dialokasikan untuk memperkuat desa mandiri benih. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement