Okta mengatakan, selama ini teknologi alsintan masih sederhana. Karena itu, perlu dipikirkan bersama, supaya mesin-mesin alsintan tersebut disederhanakan mekanisasinya, sehinggga bisa dibawa sampai ke tengah sawah dengan lebih mudah.
Selain itu, menurut Okta, para petani juga membutuhkan akses dan informasi teknologi yang dapat diaplikasikan dengan mudah. Dengan demikian, khusus bagi para penyuluh pertanian, diharapkan terbiasa dan mengetahui kondisi fisik di lapangan.
Sementara itu, Pemilik CV Cherry Sarana Agro Zainal Abidin mengatakan, keberadaan Alsintan Centre perlu lebih dikembangkan agar para petani dan kelompok tani serta gabungan kelompok tani (gapoktan) bisa lebih merasakan manfaat dari lembaga tersebut.
Zainal berharap, keberadaan Alsintan Center salah satunya di Provinsi Sumatera Barat dapat ditingkatkan fungsinya.
Apalagi, Alsintan Centre Padang tersebut dibangun bersama atas prakarsa sejumlah lembaga seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), serta kalangan akademisi seperti Universitas Andalas.