Rabu 17 Feb 2016 23:19 WIB

Geliat Jasa Kurir Menangkap Peluang E-Commerce

Red: Achmad Syalaby
Petugas memeriksa paket yang dikirim di kantor pusat JNE, Tomang, Jakarta Barat, Senin (21/3).
Foto:

Gabrielle pun membanderol harga produknya cukup bervariasi yakni dari Rp 60 ribu hingga Rp 400 ribu. Hanya, untuk produk pemesanan khusus (custom), harganya bisa sampai ke angka jutaan rupiah. "Karena kalau pakai swarovski dan lain-lain bisa kena di atas Rp 1 juta,"jelasnya. 

Dia mulai memberi nama produknya dengan merek Labrielle. Produknya dipasarkan di toko online sendiri yang beralamat di labrielleasia.com. Tak hanya itu, Gabrielle menjual produk-produknya lewat beberapa marketplace seperti Bridestory dan Shopee. Sementara, dia memilih instagram sebagai media sosial untuk memasarkan mahkota bunganya. 

Gabrielle  memilih jasa kurir tepercaya untuk mendistribusikan produknya. Lokasi rumahnya di Jakarta Barat yang dekat dengan cabang JNE membuat gadis berusia 20 tahun ini memilih jasa kurir tersebut. Meski demikian, Gabrielle terkadang mengaku memilih jasa kurir lain dan layanan transportasi berbasis aplikasi seperti Go-Jek. "Asal ada resi dan terjamin,"kata dia.

 

Upaya Gabrielle tak sia-sia. Rata-rata per bulan, Gabrielle bisa mendapatkan omzet senilai belasan juta rupiah. Meski jumlahnya belum besar, Gabrielle mengaku puas karena bisa menyalurkan kreatifitasnya sehingga bermanfaat bagi orang lain. Karena itu, dia mengaku kerap menyisihkan sebagian pemasukannya dari bisnis online ke panti asuhan."Bagi saya besarnya omzet bukan patokan terpenting untuk sebuah kesuksesan, tapi bagaimana kita dapat berbagi untuk orang lain,"katanya.

Pilihan Gabrielle untuk berbisnis di bidang fesyen tergolong tepat. Masih mengutip data dari Kemenkominfo, pakaian dan pernak-perniknya menjadi produk populer e-commerce dengan persentase 67,1 persen. Jumlah barang lainnya mengikuti yakni sepatu (20,2 persen) tas (20 persen) jam (7,6 persen) tiket pesawat (5,1 persen) handphone (5,1 persen) aksesoris kendaraan (2,8 persen). Sementara, kosmetik dan buku berada di posisi terbuncit dengan angka 2,3 persen dan 1,8 persen. Produk-produk ini yang laris manis di berbagai pasar dunia maya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement