Rabu 17 Feb 2016 23:19 WIB

Geliat Jasa Kurir Menangkap Peluang E-Commerce

Red: Achmad Syalaby
Petugas memeriksa paket yang dikirim di kantor pusat JNE, Tomang, Jakarta Barat, Senin (21/3).
Foto:

Sebagai salah satu jasa kurir terbesar di Indonesia, PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) pun menarik manfaat dari pertumbuhan e-commerce. Jumlah pengiriman JNE saat ini mencapai rata-rata 12 juta per bulan atau 400 ribu kiriman per hari.

Pengiriman ini didukung oleh 13.000 karyawan di seluruh daerah. Dari total pengiriman JNE, e-commerce berkontribusi hingga 70 persen. JNE pun menjadi satu dari penghubung pelaku UMKM yang menggeluti e-commerce sehingga produk mereka sampai ke konsumen di seluruh Indonesia.

Mayland Hendar Prasetyo, Head of Marketing Communication Division JNE mengungkapkan, pihaknya bekerjasama dengan marketplace terkemuka seperti Lazada, Tokopedia, Bukalapak, Elevania, Shoppee dan marketpace lainnya. Tujuan kerja sama ini untuk memberikan kemudahan dalam pengiriman para konsumen belanja online mau pun penjual online.

Hendar mengungkapkan, JNE memang membuat program kerja sama seperti bebas ongkos kirim dengan beberapa marketplace. Kata dia, tujuan program ini tidak melihat dari sisi untung atau rugi. Dengan program ini, kata Hendar, JNE dan e-commerce dapat membuat sebuah ekosistem yang dapat mendukung perkembangan UKM di Indonesia.

JNE pun membenahi sektor informasi teknologi (IT) untuk menunjang kebutuhan konsumen akan distribusi barang di era digital. Tak tanggung-tanggung, JNE menggelontorkan Rp 55 miliar pada tahun ini untuk menciptakan sistem IT yang mumpuni. 

Sebagai buktinya,  menyambut era digital ini, JNE  merilis layanan aplikasi lewat android yakni MY JNE. Kata Hendar, aplikasi tersebut sudah bisa diunduh di Google PlayStore.  Menurut dia, My JNE berisi fasilitas-fasilitas yang disediakan untuk memudahkan pelanggan dalan melakukan proses pengiriman mau pun transaksi online.

Tak hanya bergulat di IT, JNE terus menambah jaringan untuk meningkatkan kapasitas pengiriman. JNE juga Membangun dan menambah warehouse maupun hub station untuk memaksimalkan konektifitas antar wilayah. Penambahan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

Adanya layanan transportasi berbasis aplikasi tidak dipermasalahkan JNE. Menurut Hendar, JNE memiliki model bisnis yang berbeda dengan layanan semacam Go-Jek atau Grab Bike. Beberapa perbedaannya yakni JNE fokus dalam distribusi barang berupa paket dari jumlah kecil hingga besar. Distribusi ini pun dikerjakan oleh karyawan JNE yang notabene merupakan karyawan tetap sehingga akuntabilitas tetap terjaga.

Perbedaan lainnya, Hendar melanjutkan, JNE memiliki fasilitas untuk menjamin keamanan paket yang disediakan untuk seluruh pelanggan seperti asuransi, packing khusus dan sebagainya.  JNE pun memiliki prosedur khusus dalam menyortir paket kiriman sehingga paket berisi barang illegal dapat  terdeteksi dan langsung dilaporkan ke pihak yang berwajib. Kemudian, kata dia, JNE tidak hanya melakukan pengiriman paket antar wilayah di dalam kota namun juga antar kota dan antar pulau.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement