Selasa 17 May 2016 12:37 WIB

KUR tak Lagi Menjadi Dominasi Perbankan

Red: Nidia Zuraya
Pengunjung mengamati produk usaha kecil dan menengah (UKM) berupa cinderamata berbahan kayu. Untuk mendorong sektor UKM, pemerintah mengucurkan dana kredit usaha rakyat (KUR).
Foto:
Teller melayani nasabah di Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa Syariah, Jakarta.

Dibandingkan koperasi lainnya, menurut Braman, yang sudah benar-benar siap menyalurkan KUR, yakni Kospin Jasa. Koperasi UGT Sidogiri dan KSP Karya Peduli kata dia, masih sedang membenahi sistem online.

"Memang harus diakui bahwa kendala utama bagi koperasi untuk menjadi penyalur KUR adalah sistem online. Kospin Jasa sudah kerja sama sistem online dengan Jamkrida Jateng. Nantinya akan juga sistem online dengan Jamkrindo. Kospin Jasa tinggal selangkah lagi, yaitu nota kesepahaman dengan Kementerian Koperasi dan UKM," kata Braman.

Menurut Ketua Umum Kospin Jasa Andi Arslan Djunaid selama ini pihaknya sudah menyalurkan pinjaman usaha mencapai Rp 3 triliun per tahun. Dengan jumlah plafon KUR yang ditetapkan Kementerian Koperasi dan UKM sebesar Rp 200 miliar diakui Andi tidaklah terlalu sulit bagi Kospin Jasa untuk menyalurkannya.     

Selain menyalurkan pinjaman usaha kepada pelaku UKM di dalam negeri, kata Andi, Kospin Jasa juga sudah merambah penyaluran pinjaman kepada para tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Menurutnya, pasar TKI ini sangat menjanjikan dan belum tergarap dengan maksimal. "Saat ini kami mengkover 4.000 TKI di Malaysia," ujarnya kepadaRepublika.co.id, Selasa (17/5).

Kendati dari segi infrastruktur Kospin Jasa sudah siap, namun ungkap Andi tidaklah mudah bagi lembaga koperasi untuk ikutserta menyalurkan dana KUR. Diakuinya, secara hitungan bisnis, program KUR ini tidak menguntungkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement