EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar harga gas industri secepatnya diturunkan. Menurut Jokowi, penurunan harga gas akan sangat membantu meningkatkan daya saing industri nasional.
Jokowi mengatakan, di era kompetisi global yang semakin ketat, Indonesia harus memiliki produk-produk yang bisa bersaing dengan negara lain. Untuk mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas produk Indonesia, perlu dukungan kepada industri yang salah satunya melalui harga gas yang murah.
"Kita ingin agar industri kita menjadi industri kelas dunia yang disegani, yang kuat, yang tangguh. Tentu juga kita ingin industri kita bisa ikut menyejahterakan rakyat," kata Jokowi dalam rapat terbatas mengenai harga gas untuk industri di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (4/10).
Jokowi mengungkapkan, harga gas industri di Indonesia paling tinggi dibandingkan negara-negara lain, utamanya di lingkup Asia Tenggara. Menurut Jokowi, harga gas di Indonesia mencapai 9,5 dolar AS per MMBTU. Bahkan, kata Jokowi, masih ada industri yang membeli gas hingga 11 dolar AS per MMBTU.
Sedangkan di beberapa negara ASEAN seperti Vietnam, harganya sebesar tujuh dolar AS per MMBTU. Malaysia dan Singapura bahkan lebih murah yakni di kisaran empat dolar AS per MMBTU.
Padahal, ujar Jokowi, Indonesia termasuk negara yang kaya gas bumi. Kondisi ini semakin ironis karena negara-negara tetangga yang harga gasnya lebih murah justru mengimpor gas dari Indonesia. "Hal ini perlu segera kita benahi karena implikasinya sangat besar pada kemampuan daya saing industri kita. Perlu dilakukan langkah konkret agar harga gas kita kompetitif," ucap Jokowi.