Brendan Larkin, market engagement manager Negara Bagian Victoria, menjelaskan, Victoria merupakan negara bagian yang paling mumpuni dalam sertifikasi halal di Australia. Ia menyebutkan, ada 30 hingga 50 persen produk ekspor asal Australia yang sudah berlabel halal. "Memang agak sulit jika setiap negara memiliki lembaga halal yang berbeda dan itu menyebabkan harga yang mahal. Namun, pengusaha kami tetap melakukannya," kata Brendan.
Dia beralasan, meski Cina menjadi tujuan ekspor utama produk-produk Victoria, negara-negara Asia Tenggara dan Timur Tengah mengambil posisi penting bagi pasar ekspor di Victoria. Sertifikasi halal pun dibutuhkan, mengingat banyak Muslim tinggal di negara-negara tersebut. Menurut dia, beberapa produk ekspor yang sudah bersertifikasi halal di antaranya daging sapi, daging domba, dan daging kambing.
Brett Stevens, komisioner Kantor Dagang Victoria di Indonesia menjelaskan, prospek Indonesia sebagai tujuan ekspor Victoria sangat menarik. Menurut dia, saat ini Victoria sedang fokus untuk tiga jenis produk ekspor ke Nusantara. Tiga produk itu yakni daging sapi premium, olahan susu seperti keju, dan yoghurt hingga produk-produk hortikultura, seperti apel dan anggur.
Menurut Brett, Victoria memandang aturan halal di Indonesia bukan sebuah isu tentang pelarangan. Saat ini, Pemerintah Negara Bagian Victoria sedang bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang sertifikasi halal. "Kami mengerti ada akreditasi halal dan akan ada penerapan aturan yang baru tentang halal. Kami akan menghormati itu agar tetap bisa mendistribusikan barang-barang halal," katanya.