EKBIS.CO, BANDUNG -- Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penerimaan pajak yang menjadi sumber utama pendapatan negara kian menurun sejak tiga tahun terakhir. Sejak 2014, realisasi pajak selalu berada di bawah target APBN.
"Pajak penghasilan yang nonmigas mengalami tekanan cukup besar sejak tiga tahun lalu sehingga penerimaannya terus menurun," kata Sri dalam Kuliah Umum bertajuk 'Kenali Anggaran Negara' di Grha Sanusi Universitas Padjadjaran, Jalan Dipati Ukur, Kota Bandung, Selasa (29/11).
Ia menyebutkan pada tahun 2014 penerimaan pajak berada Rp 100 triliun di bawah anggaran yang telah dirancang. Begitu pun tahun 2015 yang juga berada Rp 240 triliun di bawah estimasi pajak yang dicatat.
Dengan kondisi tahun 2016 ini, ujar dia, diperkirakan pajak yang didapat negara juga di bawah target.
"Tahun 2016 ini penerimaan pajak diperkirakan Rp 219 triliun dibawah dari yang dianggarkan," ujarnya.
Sri memaparkan pajak yang ditargetkan pada tahun 2016 ini adalah Rp 1.529,2 triliun. Namun hingga Oktober baru mencapai Rp 986, 6 triliun.
Menurunnya penerimaan pajak, dikatakan Sri, juga terpengaruh dari ekonomi Indonesia yang juga mengalami tekanan karena ekonomi dunia juga masih belum stabil. Hal ini dikatakan Sri harus mendapatkan perhatian yang serius. Pasalnya dengan penerimaan pajak yang rendah berakibat pada kondisi defisit pada keuangan negara.
Pemerintah pusat disebutnya terus mengupayakan langkah mengantisipasi defisitnya keuangan yang melebihi batas maksimal sebesar tiga persen. "Kalau pemerintah tidak punya anggaran tambah. Jadi mau ngapain?
Ngurangin belanja atau nambah utang. Kami terpaksa melakukan koreksi," ucapnya.
Upaya ini dinilainya cukup memberikan efek positif. Anggaran Belanja hingga Oktober diklaim sudah lebih baik dari tahun lalu, baik belanja barang maupun modal.