Ahad 26 Feb 2017 23:57 WIB

Ini Masukan Soal Modernisasi Pelabuhan Tanjung Priok

Red: Mansyur Faqih
 Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (7/2).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (7/2).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Dewan Pelabuhan Tanjung Priok mendukung rencana modernisasi pelabuhan Tanjung Priok. Menurut Sungkono Ali dari Dewan Pelabuhan Tanjung Priok, aspek yang akan dimodernisasi antara lain Container Freight Station (CFS) yang saat ini tersebar di sekitar 15 lokasi di Tanjung Priok.

"CFS hanyalah salah satu aspek modernisasi pelabuhan yang dibahas dalam pertemuan kemarin. Layanan CFS yang terintegrasi dengan menggunakan TI akan banyak memberikan manfaat positif," ujar dia dalam keterangan yang diterima ROL, Ahad (26/2).

Ke depan, katanya, integrasi CFS tidak hanya dalam aspek TI semata, akan tetapi juga konsolidasi lokasi. Sehingga nantinya akan ada satu lokasi khusus CFS untuk LCL (less than container load). Direncanakan akan ada lokasi khusus yang disiapkan untuk menjadi lokasi konsolidator CFS.

"Jika nanti akan ada lokasi khusus, kami siap mendukung tetapi dengan syarat para pelaku (CFS) yang sudah lama tidak digusur. Jadi seandainya disiapkan di satu lokasi khusus, 15 lokasi CFS yang saat ini tidak langsung ditutup,”ujar Sungkono. 

Dia menjelaskan, di lokasi baru pun sebaiknya Pelindo sebagai otoritas pengelola pelabuhan tidak ikut berbisnis. Pelindo II cukup menyediakan tempat, sedangkan pengelolanya bisa pengelola CFS yang selama ini berjalan.

"Nanti bisa diatur untuk profit sharing dengan Pelindo. Modernisasi pelabuhan Tanjung Priok harus mendengarkan masukan dari para pelaku (CFS) yang saat ini sudah beroperasi," paparnya.

Tak hanya itu, layanan CFS dengan teknologi informasi (TI) akan dapat membuat tenaga kerja yang dibutuhkan berbagai pihak, termasuk bea cukai, akan menjadi lebih efisien. 

Selama ini di setiap CFS butuh sekitar dua orang tenaga bea cukai. Artinya, 15 CFS yang saat ini beroperasi membutuhkan minimal 30 orang. Jika didukung dengan sistem yang terintegrasi dengan TI nantinya, jumlah itu bisa dikurangi.

"Manfaatnya sangat besar dengan konsolidasi tata kelola pelabuhan, lebih mudah mengontrol pendapatan negara bea cukai," ujar dia.

Menurut Sungkono, masih akan ada beberapa pertemuan lanjutan untuk membahas mengenai CFS dan strategi modernisasi Pelabuhan Tanjung Priok. Hal ini penting dilakukan mengingat integrasi layanan CFS nantinya dapat membantu mempercepat menurunkan dwelling time di Tanjung Priok. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement