Selasa 07 Mar 2017 06:41 WIB

Indonesia-Korsel Perpanjang Kerja Sama Pertukaran Mata Uang

Red: Nidia Zuraya
 Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) dan bank sentral Korea Selatan, Bank of Korea, menandatangani perpanjangan perjanjian kerja sama bilateral currency swap arrangement (BCSA) untuk mendorong perdagangan dan kerja sama keuangan bagi pengembangan ekonomi kedua negara.

"Kami melihat ini suatu pengaturan yang nantinya akan membuat pengembangan ekonomi dari kedua negara akan semakin baik, karena kami yakini perdagangan dan investasi akan lebih berkembang," kata Gubernur BI Agus Martowardojo ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (6/3) malam.

Penandatanganan perpanjangan perjanjian kerja sama tersebut dilakukan pada Senin oleh Agus dan Gubernur Bank of Korea, Joyeol Lee. Agus menilai perjanjian kerja sama BCSA atau pengaturan pertukaran mata uang tersebut sejalan dengan diversifikasi mata uang yang akan digunakan dalam pengembangan ekonomi kedua negara.

Kerja sama BCSA ini memungkinkan pertukaran mata uang antara kedua bank sentral senilai Rp 115 triliun atau 10,7 triliun won Korea Selatan. Secara khusus, perjanjian ini juga akan menjamin penyelesaian transaksi perdagangan dalam mata uang antara kedua negara, sekalipun dalam kondisi krisis, guna mendukung stabilitas keuangan regional.

Lihat juga: Empat Gerai Lotte di Cina Ditutup Akibat Ketegangan Politik Beijing-Seoul

Perjanjian ini berlaku efektif selama tiga tahun dan dapat diperpanjang lagi atas kesepakatan kedua belah pihak. "Kerja sama BCSA ini adalah salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan mata uang tertentu. Upaya tersebut juga merupakan bagian dari inisiatif pendalaman pasar keuangan," kata Agus.

Dia menambahkan berlanjutnya upaya ini penting dalam mendukung ketahanan perekonomian, khususnya dalam menghadapi ketidakpastian global.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement