EKBIS.CO, PURWAKARTA -- Pertumbuhan industri benih tahun ini mencapai delapan persen. Sebanyak empat persen di antaranya ditopang oleh pertumbuhan penjualan benih jagung manis.
"Banyak perusahaan main di bidang jagung manis," ujar Ketua Asosiasi Produsen Benih Hortikultura Indonesia (Hortindo) Afrizal Gindow pekan ini.
Sementara benih cabai menyumbang pertumbuhan kedua setelah jagung manis. Dua komoditas tersebut berperan besar dalam pertumbuhan industri benih sejalan dengan adanya program pemerintah melalui Gerakan Tanam Cabai.
Terkait cabai, ia mengaku saat ini sedang berada di titik jenuh lantaran banyak petani yang beralih menjadi petani cabai. Masyarakat biasa pun tak sedikit yang bercocok tanam cabai. Untuk itu, perlu adanya diverisfikasi tanam.
"Kita nggak bahagia kalau semua menanam yang sama. Diversifikasi tanaman itu perlu dilakukan, harus tetap dilakukan," kata dia.
Ada beberapa komoditas hortikultura yang berpotensi besar untuk dikembangkan, salah satunya melon. Menurutnya yang juga menjabat sebagai Direktur penjualan dan pemasaran PT East West Seed Indonesia (Ewindo), pasar melon sangat terbuka karena saat ini konsumsi melon cukup kecil.
Banyak masyarakat mengkonsumsi semangka dan pepaya. Padahal, melon justru bernilai tinggi dan tidak sulit pertumbuhannya. Harga melon di petani, kata dia, sebesar Rp 4.500 per kilogram (kg) sementara biaya produksi yang diperlukan hanya Rp 2.000 per kg. Selain melon, pasar jagung manis juga masih terbuka.
"Harga jagung manis lebih stabil Rp 1.500 per kg di petani dengan biaya produksi Rp 800 per kg," katanya.