Jumat 23 Mar 2018 01:38 WIB

BI Sudah Perkirakan Kenaikan Suku Bunga The Fed

BI akan tetap memantau perkembangan ekonomi AS.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Ani Nursalikah
Bank Indonesia
Bank Indonesia

EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia menyatakan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) sebesar 25 basis poin sesuai dengan prediksi. Meski begitu, BI akan tetap memantau perkembangan ekonomi di AS yang berpotensi mempengaruhi perekonomian global.

"Kami memandang kenaikan FFR (Fed Fund Rate) tadi malam itu memang sudah diperkirakan oleh BI yaitu 25 basis poin," ujar Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Yoga Affandi di Jakarta, Kamis (22/3).

Yoga mengatakan, kebijakan The Fed juga telah diprediksi oleh pasar. Hal itu pun menyebabkan reaksi pasar tetap tenang.

Yoga mengatakan, peluang The Fed menaikkan suku bunga hingga empat kali tahun ini tetap terbuka. Oleh karena itu, ujarnya BI akan terus mencermati perekonomian AS.

"Tapi kami membaca, kenaikan FFR tahun ini hanya tiga kali," ujar Yoga.

Kepala Departemen Komunikasi BI Agusman mengatakan, pertumbuhan ekonomi global 2018 diperkirakan akan tetap meningkat. Meski begitu, terdapat sejumlah risiko yang perlu dicermati.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi global bersumber dari perbaikan ekonomi negara maju dan negara berkembang yang terus berlanjut. Di negara maju, pertumbuhan ekonomi AS pada 2018 diperkirakan lebih tinggi berkat dorongan investasi dan konsumsi yang menguat seiring dampak stimulus fiskal.

BI memperkirakan, ekonomi Eropa tumbuh lebih baik dengan dukungan perbaikan ekspor dan konsumsi serta kebijakan moneter yang akomodatif. Di negara berkembang, ekonomi Cina diperkirakan tetap tumbuh tinggi didorong oleh kenaikan konsumsi.

Agusman mengatakan, prospek pemulihan ekonomi global yang membaik tersebut akan meningkatkan volume perdagangan dunia. Hal itu berdampak pada harga komoditas global yang akan tetap kuat pada 2018. Meski begitu, kata Agusman, terdapat sejumlah risiko perekonomian global yang tetap perlu diwaspadai.

"Pertumbuhan ekonomi AS yang lebih tinggi dapat mendorong kemungkinan kenaikan FFR yang lebih cepat dari perkiraan semula. Sementara itu, kecenderungan penerapan inward-oriented trade policy di sejumlah negara berpotensi menimbulkan retaliasi dari negara lain yang dapat menurunkan volume perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia," ujar Agusman.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement