EKBIS.CO, BENGKULU UTARA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo melakukan kunjungan ke Kota Terpadu Mandiri (KTM) Lagita, di Kawasan Transmigrasi, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu, Jumat (3/8) lalu. Dalam kunjungannya Mendes meresmikan sejumlah proyek pembangunan sebagai pendorong kesejahteraan masyararakat transmigran.
Sejumlah proyek yang diresmikan tersebut di antaranya adalah jalan dua jalur boulevard sepanjang 2,7 kilometer, pembangunan embung, jembatan, peletakan batu pertama Islamic Center, dan pembangunan rumah Rice Milling Unit (RMU). Pembangunan rumah RMU tersebut akan dikerjakan dengan skema padat karya tunai (PKT). Dengan dibangunnya fasilitas RMU tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan produktivitas hasil pertanian di kawasan KTM Lagita yang memiliki luas lahan pertanian sekitar 2.579 hektar (ha) dengan produksinya mencapai 12.169 ton beras per tahun.
Selain rumah RMU, juga ada bantuan mesin RMU berkapasitas pengolahan 1,2-1,5 ton per jam. Diharapkan KTM Lagita dapat menjadi lumbung padi nasional karena produktivitas dan daya saingnya yang semakin meningkat.
"Mesin RMU ini akan kita serahkan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk dikelola agar pendapatan desa bisa terus meningkat. Bukan hanya RMU, kita juga membangun embung yang juga bisa meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat karena embung yang dibangun bisa dijadikan sebagai embung pariwisata dan perikanan," kata Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo, seperti dalam siaran persnya.
KTM Lagita terletak di Bengkulu Utara, Bengkulu yang memiliki luas hingga 92.522 hektare. KTM Lagita terdiri atas sembilan kecamatan yang hingga saat ini terdapat 38.235 Kepala Keluarga (KK) atau 158.111 jiwa.
Jenis kegiatan usaha ekonomi di KTM Lagita didominasi oleh kegiatan usaha pertanian dengan mayoritas padi, sektor perkebunan dengan komoditas kelapa sawit, kopi, kakao, dan karet, sektor peternakan yang berfokus pada sapi, kerbau, kambing, dan unggas, serta perikanan air tawar.
Selain itu, KTM Lagita didukung oleh fasilitas berupa pasar, perbankan, pusat pelayanan kesehatan (Rumah Sakit Tipe C), pusat pelayanan pendidikan (SMA, SMK), jalan dan permukiman. "Pembangunan dan pengembangan di kawasan KTM ini diharapkan dapat membuka peluang investasi yang mampu membuka kesempatan usaha dan lapangan kerja baru. Sehingga angka pengangguran dan kemiskinan dapat menurun lebih cepat," katanya.
Terkait dana desa, Menteri Eko menyebutkan bahwa di Bengkulu Utara terdapat 215 desa dengan total dana desa sekitar Rp 146 miliar. Dana desa sudah banyak membangun sarana penunjang ekonomi dan sarana penunjang sarana sosial budaya.
"Saya berharap dana desa dapat lebih banyak memfasilitasi dalam mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan dan menciptakan lapangan kerja. Melihat potensi yang ada, saya berharap KTM mampu berkembang lebih maju sebagai pusat agribisnis dan agroindustri dengan meningkatkan sinergitas dan kolaborasi antarkementerian, swasta, Perbankan, Pemda, dan masyarakat melalui pengembangan BUMDes," katanya.