EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Umum Perhimpunan Perbankan Nasional (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo menyatakan, kemungkinan jumlah bank di Indonesia berkurang signifikan di masa depan. Pasalnya, hanya yang memiliki teknologi yang bisa bertahan.
"Perbankan di masa depan memang harus ada konsolidasi. Tantangan bank ke depan pun soal likuiditi," ujar pria yang akrab disapa Tiko ini kepada wartawan di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (14/11).
Lebih lanjut, kata dia, pengumpulan Dana Pihak Ketiga (DPK), khususnya dana murah atau CASA), ke depan juga semakin menantang. "Bank yang punya cabang dan teknologi banyak maka pasti bisa galang DPK lebih banyak," katanya.
Menurutnya, menuju revolusi digital, secara natural bank pasti akan mulai konsolidasi untuk membangun teknologi. Hal itu karena, teknologi menjadi keharusan untuk bisa bersaing di perbankan kini.
"Konsolidasi pasti terjadi. Ini waktunya mulai konsolidasi," tegas Tiko.
Direktur Utama Bank Mandiri ini melanjutkan, pengembangan digital menjadi tantangan bank saat ini. Apalagi kini bank bersaing pula dengan penyedia layanan pembayaran (payment) nonperbankan seperti financial technology (fintech).
"Maka perbankan harus menjadi pemain digital juga. Nanti kita adu konsep, adu aplikasi, bagaimana pemain nonperbankan dan perbankan menjadi layanan terbaik secara aman dan nyaman secara benefit," jelas Tiko.
Tiko turut menuturkan, perbankan berbeda dengan nonperbankan. Pasalnya, dalam bereksperimen, bank butuh waktu untuk memastikan keamanan operasional serta lainnya. Sedangkan nonperbankan cenderung tidak memiliki regulasi sehingga bisa lebih cepat bereksperimen dan mengeluarkan produk baru.
"Kita balance produk dan layanan baru. Lalu kita pastikan risk-nya kepada masyarakat, kita jaga," ujarnya.