Jumat 07 Jun 2019 14:52 WIB

Aktivitas Perdagangan di Pasar Kramat Jati Kembali Normal

Harga bahan pangan sudah cenderung stabil di Pasar Induk Kramat Jati.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Aktivitas transaksi di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Jumat (7/6) atau lebaran hari ketiga, mulai terlihat normal. Para pedagang mulai memenuhi kios-kios dagangannya.
Foto: Imas Damayanti
Aktivitas transaksi di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Jumat (7/6) atau lebaran hari ketiga, mulai terlihat normal. Para pedagang mulai memenuhi kios-kios dagangannya.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Pada lebaran hari ketiga, aktivitas perdagangan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, mulai kembali normal. Berdasarkan penelusuran Republika.co.id, Jumat (7/6), para pedagang mulai membuka kios-kiosnya dan melayani pembeli. 

Salah satu pedagang cabai, Slamet (60 tahun), mengaku sudah membuka kiosnya hari ini. Menurut dia, keputusan membuka kios cabainya di hari ketiga lebaran dikarenakan masa libur lebaran hampir selesai dan terdapat permintaan barang dari sejumlah pembeli langganannya. "Kalau kelamaan (buka kiosnya), nanti pelanggan lari ke tempat lain," kata Slamet di Pasar Induk Kramat Jati, Jumat (7/6). 

Baca Juga

Dia menyebutkan, harga cabai saat ini sudah kembali normal. Adapun untuk cabai rawit merah saat ini berada di level Rp 22 ribu per kilogram (kg), cabai rawit hijau Rp 20 ribu per kg, dan cabai merah keriting berada di level Rp 55 ribu per kg. Untuk cabai merah keriting, kata dia, pada H-2 lebaran harganya sempat melonjak tinggi di kisaran harga Rp 100 ribu-Rp 120 ribu per kg di tingkat pedagang. 

Melonjaknya harga cabai diduga Slamet disebabkan minimnya suplai yang ada di Pasar Induk Kramat Jati. Pedagang cabai lainnya, Karya (42 tahun), mengakui minimnya pasokan cabai yang terjadi pada H-2 Lebaran masih terjadi hingga saat ini. "Sekarang sih suplai ada di gudang (bandar), tapi itu juga masih sedikit jumlahnya," kata Karya. 

Kendati harga cabai saat ini cenderung stabil, dia khawatir harga cabai dapat melonjak mengingat suplai cabai belum sepenuhnya aman. Untuk itu dia berharap pemerintah dapat segera mengguyur pasar dengan suplai yang cukup sehingga stabilitas harga dapat terus berlangsung. 

Direktur Jenderal Tanaman Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi mengatakan, tingginya harga cabai beberapa wakti lalu bukan disebabkan minimnya produksi. Sejauh ini, kata dia, produksi cabai relatif aman sebab petani di sejumlah sentra-sentra produksi sedang melakukan masa panen cabai. Dia mengatakan, lonjakan harga tersebut disebabkan belum menurunnya permintaan sebab para pembeli fokus pada libur lebaran. 

"Tapi setelah lebaran, terbukti aman harga ini," kata Suwandi. 

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementan Mohammad Ismail Wahab melalui keterangan tertulis menyebut m, Kementan telah memetakan pasokan cabai ke pasar DKI Jakarta dan sekitarnya pada H-5, hari-H, hingga H+5 dari berbagai daerah sentra pemasok. Setiap hari idealnya, kata dia, pasokan cabai rawit masuk ke Jakarta dan sekitarnya sebanyak 90-110 ton, untuk cabai besar antara 80-90 ton, dan untuk bawang merah butuh 90-112 ton. 

"Barometernya bisa dilihat dari tiga pasar induk yaitu Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Induk Cibitung,  dan Pasar Induk Tanah Tinggi," kata dia. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement