Jumat 31 Jul 2020 06:40 WIB

Kemenparekraf Dorong Wirausaha Kuliner Jadi Food Startup

Food Startup Indonesia diminati oleh 6.499 pendaftar.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Warga membuat produk olahan coklat di rumah produksi Griya Coklat Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Rabu (29/7). Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong wirausaha kuliner menjadi food startup.
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Warga membuat produk olahan coklat di rumah produksi Griya Coklat Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Rabu (29/7). Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong wirausaha kuliner menjadi food startup.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong wirausaha kuliner menjadi food startup. Deputi Bidang Industri dan Investasi, Kemenparekraf, Fadjar Hutomo, mengatakan, usaha kuliner di tengah pandemi merupakan salah satu usaha dengan tingkat ketahanan yang tinggi.

Oleh karena itu, peluangnya masih sangat besar dan menjanjikan. Untuk itu, pihaknya mendorong lebih banyak wirausaha muda kuliner untuk menjadi food start up.

Ia mengatakan Kemenparekraf juga telah membuat program Food Startup Indonesia (FSI) yang sekaligus sebagai upaya untuk tetap produktif selama masa pandemi.

“Dengan program ini, kami harap dapat membantu pelaku ekraf kuliner untuk bangkit dan produktif kembali. Sehingga usaha kuliner mereka bisa berkembang dan memaksimalkan potensi yang ada,” kata Fadjar dalam keterangan resminya, Jumat (31/7).

Ia mengatakan, sejak dibuka pendaftaran pada 20 April-31 Mei 2020, total peserta yang mendaftar sebanyak 6.499 pendaftar. Angka ini meningkat dibandingkan penyelenggaraan FSI tahun lalu yang hanya diikuti 719 pendaftar.

Fadjar juga mengatakan bahwa situasi pandemi telah mengubah komposisi jenis perusahaan yang mendaftar ke FSI 2020.

“Tahun ini, jenis perusahaan food service mendominasi tiga kali lebih banyak dari food manufacture dengan jumlah masing-masing 4.749 perusahaan berbanding 1.700 perusahaan. Data ini menunjukkan bahwa kemampuan bertahan kedua jenis perusahaan kuliner berbeda di masa pandemi dalam 4 bulan terakhir,” ujar Fadjar.

Plt Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf, Hanifah Makarim, menjelaskan mengingat terbatasnya anggaran yang disediakan, seluruh peserta yang mendaftar akan dipilih menjadi 1.000 peserta yang nantinya mendapatkan video edukasi bisnis kuliner online, aplikasi kasir dan aplikasi akuntansi.

Selanjutnya 1.000 peserta terpilih wajib mengirimkan pitchdeck untuk kemudian dikurasikan hingga tinggal menjadi 100 peserta. Peserta terpilih itu yang akan menerima bantuan.

“Proses seleksi menjadi 100 peserta ekraf akan diputuskan secara fair dan hati-hati oleh tim juri yang kompeten di bidangnya. Saat ini proses kurasi sudah hampir selesai untuk diumumkan 100 finalis. Pengumuman finalis akan dilakukan secara daring,” kata Hanifah.

Lebih lanjut, Hanifah Makarim menjelaskan peserta ekraf yang masuk sebagai finalis berhak mengikuti kegiatan Demoday yang rencananya dilaksanakan pada September 2020 di Yogyakarta.

“Demoday FSI merupakan kegiatan mentoring dan pitching forum pelaku usaha kuliner. Peserta Demoday berkesempatan mengikuti mentoring langsung, business coaching, mendapat akses permodalan, sekaligus akses pemasaran. Penyelenggaraan secara offline ini akan ditiinjau kembali melihat perkembangan terkini pandemi nanti,” ujar Hanifah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement