Rabu 26 Aug 2020 13:13 WIB

Kemenperin: Industri Kreatif Terdampak Pandemi Paling Parah

90 persen industri kreatif di daerah tutup karena pandemi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih saat diwawancarai Republika.
Foto: Republika/Prayogi
Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih saat diwawancarai Republika.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, industri kreatif terdampak paling parah selama pandemi. Sebab di masa Covid-19 orang lebih banyak membeli makanan dan minuman.

"Sebenarnya industri kreatif tidak hanya fashion atau kerajinan. Kreativitas membuat kuliner juga termasuk industri kreatif, jadi kalau industri kreatif yang bentuknya pengolahan pangan, bagus selama pandemi, sedangkan yang lain kurang bagus," ujar Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih dalam Launching Program Indonesia Fesyen and Craft Awards (IFCA) 2020 secara virtual, Rabu (26/8).

Baca Juga

Ia melanjutkan, Kemenperin pun berkoordinasi dengan pemerintah daerah di 34 provinsi. Mereka menyatakan, 90 persen industri kreatif di daerah masing-masing tutup karena pandemi.

"Tapi yang cukup menarik, ada pelaku IKM kreatif justru mengalami peningkatan omset hingga 200 persen selama pandemi yaitu produksi mainan anak. Sebab terjadi perubahan perilaku anak-anak, mereka lebih sering di rumah dan butuh mainan," tutur Gati.

Maka menurutnya, penting bagi pelaku industri kreatif beradaptasi dengan kebutuhan sekarang sekaligus memaksimal kreativitasnya. "Kreativitas penting dan diperlukan," tegas dia.

Gati menyebutkan, berdasarkan laporan Ekonomi Kreatif Outlook pada 2019, produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif naik setiap tahunnya. PDB Ekraf 2018 diperkirakan mencapai Rp 1.105 triliun atau naik sebesar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Diperkirakan pul akan mencapai Rp 1.211 triliun pada 2019.

Laporan tersebut juga menyebutkan, tiga sektor industri kreatif dengan kontribusi terbesar terhadap PDB yaitu subsektor kuliner sebanyak 41,40 persen, fashion 18,01 persen, dan kriya atau craft berkontribusi 15,40 persen.

"Sektor industri kreatif menjanjikan nilai ekspor sebesar 19,9 miliar dolar AS atau 13,7 persen dari total ekspor nasional. Tiga negara tujuan ekspor tersebut yaitu Amerika Serikat sebesar 30 persen, Swiss 11 persen, dan Jepang 7 persen," kata Gati.

Ia berharap industri kreatif di Tanah Air terus berkembang dan bisa semakin menyentuh sektor ekonomi global di tengah pandemi. Menurut dia, sekarang waktunya bagi pelaku industri kreatif mengambil peluang baru, khususnya memproduksi barang yang releven dengan kondisi saat ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement