EKBIS.CO, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 menjadi kawah candra muka ketahanan nasional bagi bangsa-bangsa di dunia. Ke depan peringkat Indonesia dalam konteks ekonomi dunia sangat ditentukan pada masa pandemi Covid-19.
Sebelum pandemi, sejumlah lembaga internasional memprediksi Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan dunia pada 2030. Namun pandemi mengubah banyak hal secara drastis pada sejarah dan peradaban manusia.
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto menilai pandemi merupakan langkah awal untuk meredesain Indonesia. “Kami, para insinyur memilih untuk melakukan refleksi dan reimagination, mengidentifikasi apa yang perlu dilakukan selama dan setelah pandemi,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (10/9).
Menurutnya pandemi berdampak besar pada bidang keinsinyuran di Indonesia seperti sektor perumahan dan kemaritiman terimbas paling besar. Sedangkan sektor teknologi informasi dan komunikasi justru mengalami kenaikan signifikan.
“Betapa pentingnya teknologi informasi dan komunikasi dalam mendukung gaya baru hidup kita selama masa pandemi,” ucapnya.
Heru menyebut pandemi memang membuka peluang baru bagi industri software seperti Zoom, smart city, broadband, e-commerce dan logistik, virtual reality, dan telehealth. Dalam menyiapkan periode paska pandemi, pihaknya merekomendasikan untuk melakukan transformasi digital, penguatan industri nasional untuk kemandirian, ketahanan nasional nir-militer, serta transformasi keinsinyuran.
“Kemandirian nasional perlu diterapkan dalam melakukan transformasi digital. Kami menilai sudah saatnya Indonesia membangun jaringan intranet mandiri meski biayanya memang tidak ringan,” ucapnya.
Menurutnya kemandirian pangan juga perlu serius digarap pemerintah. Salah satu yang bisa dilakukan adalah membangun food estate.
“Pada kawasan itu nantinya lahan pertanian dan perkebunan terintegrasi dengan peternakan,” ucapnya.
Tak kalah penting, Indonesia perlu meningkatkan kemampuan melakukan deteksi dini dan menangkal serangan biologis. Maka dari itu, pemerintah dapat memberdayakan jejaring rumah sakit militer untuk fokus mengembangkan kedua kemampuan tersebut.
“Untuk mewujudkan pemikiran-pemikiran tersebut, para insinyur mesti berperan besar dalam mewujudkan perubahan besar di Tanah Air,” ucapnya.
Heru menyebut pandemi harus dapat membuka mata dan pikiran masyarakat Indonesia luntuk menata ulang membangun bangsa dan negara ini. Dalam jangka pendek, masyarakat Indonesia harus bisa mempersiapkan diri untuk bisa bertahan dan jangka panjang, Indonsia harus bisa bertumbuh lebih cepat untuk mengejar segala ketertinggalan dengan bangsa-bangsa lain.
“Ketangguhan dan kemandirian bangsa di dalam menghadapi segala bentuk tantangan jaman, ternyata harus banyak dikerjakan oleh manusia-manusia Indonesia yang berprofesi sebagai insinyur,” ucapnya.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menambahkan PII harus mampu mendorong sinergi triple helix untuk agar inovasi dapat berjalan. Saat ini pihaknya sedang melanjutkan inovasi dalam sektor teknologi informasi dan komunikasi yang menjadi prioritas.
“Kami berharap PII bisa mendorong sinergi triple helix berjalan mulus karena banyak anggota PII yang bergerak sektor swasta maupun BUMN dan juga akademisi,” ucapnya.
Menurutnya teknologi informasi dan komunikasi mampu menjalankan less contact economy pada masa pandemi Covid-19. Less contact economy ditandai adanya hyperconnectivity antar manusia melalui teknologi informasi dan komunikasi.
“Dengan demikian, harus ada subsitusi kegiatan ekonomi yang konvensional menjadi digital. Revolusi industri 4.0 sudah berlangsung sejak sebelum pandemi. Tapi pandemi mempercepat terjadinya revolusi industri dan teknologi digital bisa menjadi jawabannya,” ucapnya.