EKBIS.CO, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menginisiasi Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Mutu Produk Industri Kecil dan Menengah (IKM) sebagai bagian upaya akselerasi pemulihan ekonomi. Bimtek yang diadakan secara online pada 24 September hingga 7 Oktober ini terutama ditujukan untuk industri furniture, pangan, garam beryodium dan lingkungan.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi mengatakan, menjaga standar mutu produk IKM penting untuk meningkatkan daya saing industri dalam negeri. Hasil akhirnya, diharapkan ekonomi Indonesia yang tertekan pandemi Covid-19 bisa pulih lebih cepat.
"Standar sangat penting untuk pembangunan berkelanjutan, karena dapat membantu negara-negara untuk membangun ekonomi dan kapasitas untuk bersaing di pasar dunia," tuturnya, dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Kamis (24/9).
Doddy menjelaskan, penerapan standar menjadi elemen penting bagi industri untuk meningkatkan mutu, efisiensi produksi, memperlancar transaksi perdagangan, serta mewujudkan persaingan usaha yang sehat dan transparan.
Dengan penerapan sistem manajemen mutu yang diajarkan dalam Bimtek, Doddy berharap, konsistensi mutu produk yang dihasilkan IKM dapat terjaga. "Sehingga akan dapat meningkatkan citra IKM serta meraih kepercayaan dari pelanggan," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang, Ali Murtopo Simbolon memastikan, pihaknya akan mendukung program pemulihan ekonomi melalui program peningkatan mutu produk IKM. Selama ini, ia mencatat, BBTPPI yang berada di bawah BPPI Kemenperin telah membimbing 240 IKM di Jawa Tengah.
Melalui Bimtek, Ali berharap, IKM mampu menghasilkan produk yang lebih berkualitas dan memenuhi persyaratan mutu. "Serta, menjadi pejuang-pejuang di tengah lesunya ekonomi akibat pandemi Covid-19,” katanya.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim mengatakan, Indonesia juga memiliki peluang besar untuk berkembang di pasar global. Menurutnya, produk-produk lokal, terutama furniture, mempunyai nilai lebih pada berbagai aspek. Mulai dari ketersediaan bahan baku, tenaga kerja yang memadai hingga keberagaman desain.
"Mencermati kondisi pasar dunia saat ini, Indonesia semestinya dapat menjadi salah satu pemain utama industri furnitur di dunia," ujarnya.
Oleh karena itu, Rochim menambahkan, potensi tersebut harus dimaksimalkan dengan konsistensi mutu produk IKM. Pasalnya, pasar internasional pasti akan lebih selektif dalam memilih produk yang mereka beli.
Bantuan terhadap usaha kecil juga dilakukan dari sisi pembiayaan. Terbaru, Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian menggandeng empat platform digital untuk memperluas jangkauan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Platform tersebut adalah Gojek, Grab, Tokopedia hingga Shopee.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir menyebutkan, keempat platform ini akan bekerja sama dengan tiga bank Himpunan Bank Negara (Himbara) yang menjadi penyalur KUR untuk menyediakan sistem aplikasi pengajuan kredit. Bank pelat merah yang dimaksud yakni BNI, BRI dan Mandiri.
Sistem ini memungkinkan platform bersama bank penyalur mensinkronkan data debitur yang mengajukan KUR. "Karena sudah ada data transaksi penjualan merchant, maka platform akan tahu kelayakan usaha merchant, sehingga keputusan pemberian KUR akan lebih cepat," kata Iskandar, saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (23/9).