EKBIS.CO, JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi 4,8 persen. Semula, melalui laporan World Economic Outlook (WEO) pada Oktober, IMF masih memperhitungkan ekonomi dapat tumbuh di level 6,1 persen.
Revisi ke bawah itu dikarenakan ketidakpastian seputar prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dibandingkan biasanya, terutama terkait vaksinasi. Apabila vaksinasi dilakukan lebih awal secara meluas akan membantu mendorong ekonomi. Tapi, jika ditunda, dapat menyebabkan pandemi lebih berlarut sehingga menjadi risiko yang memperlambat ekonomi,
"Dampak keuangan secara makro dari pandemi dan kemerosotan ekonomi bisa lebih besar dari yang diperkirakan. Selain itu, perbaikan kondisi kredit juga akan lambat," ucap Mission Chief IMF untuk Indonesia, Thomas Helbling dalam diskusi virtual mengenai perekonomian Indonesia untuk Konsultasi Article IV pada 25 November-11 Desember 2020.
Pemulihan ekonomi akan semakin terakselerasi pada 2022 dengan pertumbuhan di level enam persen. Pemulihan dipimpin oleh berbagai dukungan kebijakan yang kuat. Di antaranya, rencana distribusi vaksin Covid-19 serta peningkatan ekonomi global dan kondisi keuangan.
Untuk mengamankan pemulihan yang sedang berlangsung, IMF menekankan, dukungan kebijakan secara memadai akan sangat penting. Bauran kebijakan ekonomi makro akomodatif yang diproyeksikan kembali diberlakukan pada tahun ini pun dapat mendukung pemulihan.
Untuk jangka menengah, IMF menilai, pemulihan kerangka kebijakan ekonomi makro secara bertahap telah dilakukan secara tepat. Misalnya, menargetkan defisit anggaran kembali ke level tiga persen pada 2023. Strategi fiskal terperinci yang didukung beberapa upaya peningkatan pendapatan akan membantu dalam menjaga keseimbangan fiskal.